Enam Negara ASEAN Lawan Terorisme Dengan ‘Our Eyes’

Our Eyes terinspirasi dari konsep Five Eyes yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya dengan melibatkan kerja sama pertahanan, militer maupun jaringan intelijen secara terintegrasi.
Anton Muhajir
2018.01.25
Nusa Dua
180125-ID-initiative-620.jpg Menteri Pertahanan dan Wakil Menhan lima anggota ASEAN bergandengan tangan usai menandatangani kesepakatan soft launching ‘Our Eyes Inititative’ di Nusa Dua, Bali, 25 Januari 2018.
Dok. Kemenhan

Enam negara anggota ASEAN sepakat membuat kerja sama baru untuk melawan terorisme dan radikalisme di kawasan Asia Tenggara, melalui Our Eyes Initiative sebagai upaya menjalin sinergi berkaitan dengan pertukaran informasi strategis.

Keenam Menteri Pertahanan dan Wakil Kementerian Pertahanan keenam negara menandai kesepakatan dengan penandatanganan pernyataan bersama dan pemukulan gong oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu sebagai bentuk soft launching Our Eyes di Nusa Dua, Bali, Kamis, 25 Januari 2018.

Selain Ryamizard, wakil lima negara ASEAN yang menandatangani bergantian adalah Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Brunei Darussalam Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Aziz bin Haji Mohd Tamit, Wamenhan Malaysia YB Dato’ Sri Mohd Johari bin Baharum, Wamenhan Filipina Cesar B. Yano, Menteri Senior Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Singapura Dr. Mohammad Maliki bin Osman, dan Wamenhan Thailand Jenderal Chaichan Changmonkol.

Menurut Ryamizard, peluncuran Our Eyes Initiative merupakan wujud konkret kerja sama enam negara di kawasan dalam memerangi terorisme dan radikalisme yang sedang berkembang pesat dan telah menjadi kekhawatiran hampir semua negara di dunia.

Ryamizard mengatakan kecenderungan perkembangan lingkungan strategis semakin sulit diprediksi dan penuh ketidakpastian.

Ancaman di masa depan tak lagi hanya ancaman konvensional atau ancaman konflik antarnegara, tapi ancaman realistis dari ideologi tertentu dan kelompok masyarakat lintas negara yang tidak puas dan terpinggirkan menjadi semakin nyata.

“Di saat kawasan ASEAN ini sedang menghadapi ancaman nyata di depan mata, soft launching Our Eyes diharapkan menjadi momentum tepat bagi kepemimpinan pertahanan terkait perang terhadap terorisme dan radikalisme di kawasan,” katanya.

Ryamizard menambahkan Our Eyes juga dapat menjadi barometer awal kerja sama enam negara yang paling terpengaruh terorisme dan radikalisme di Asia Tenggara.

Nanti kerja sama Our Eyes akan berkembang bukan saja terkait bidang terorisme dan radikalisme tetapi meningkat di bidang kerja sama keamanan lain.

Menurut Ryammizard, di masa depan keanggotaan Our Eyes bisa bertambah luas dengan anggota ASEAN lain.

Indonesia merupakan penggagas Our Eyes yang kemudian didukung secara aklamasi para Menhan kelima negara.

“Mengingat masing-masing negara memiliki cara berbeda dalam menanggulangi ancaman, maka dibutuhkan sinergitas dan koordinasi dalam rangka mendapatkan informasi yang strategis,” Ryamizard menambahkan.

Melalui kerja sama Our Eyes, negara-negara ASEAN diharapkan akan lebih cepat, tepat, akurat dan kekinian dalam menanggulangi ancaman radikalisme, ekstrimisme dan terorisme sehingga dapat meminimalisir jatuhnya korban.

Negara-negara peserta bisa saling bertukar informasi strategis untuk membantu meningkatkan operasi melawan terorisme.

Our Eyes terinspirasi dari konsep Five Eyes yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya. Konsep ini melibatkan unsur kerja sama pertahanan, militer maupun jaringan intelijen secara terintegrasi.

Sebelum soft launching, mekanisme terkait kerja sama telah dibahas bersama enam negara melalui pertemuan Joint Working Group pada 30 November 2017 di Jakarta dan 24 Januari 2018 di Bali.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memukul gong sebagai simbol soft launching Our Eyes Initiative di Bali, 25 Januari 2018. (Dok. Kemenhan)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memukul gong sebagai simbol soft launching Our Eyes Initiative di Bali, 25 Januari 2018. (Dok. Kemenhan)

 

Disambut baik

Wamenhan Malaysia YB Dato’ Sri Mohammad Johari bin Baharum menyambut baik adanya inisiatif Our Eyes.

Menurutnya, saat ini negara-negara ASEAN sedang menghadapi berbagai ancaman serta tantangan kompleks dan lintas-batas.

Hal itu berpengaruh terhadap perlunya perspektif baru yang bisa disepakati dan dilaksanakan bersama.

“Kami hadir di sini untuk mendukung inisiatif Our Eyes, di mana Malaysia dan negara lain percaya bahwa ini bisa membantu kita dalam memerangi terorisme di kawasan,” katanya.

Johari menambahkan, karena Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus menjadi ancaman bagi negara-negara di ASEAN, maka akar permasalahannya harus diatasi dan jaringannya harus dibongkar.

Langkah itu menuntut upaya terkoordinasi ASEAN untuk mengamankan kepentingan bersama dan mencegah campur tangan pihak dari luar di dalam wilayah kedaulatan kawasan.

“Kita seharusnya memulai pendekatan holistik di antara pemerintah menggunakan kekuatan keras maupun lunak agar bisa melenyapkan ancaman ISIS dan bentuk lain terorisme di kawasan kita,” ujarnya.

Menyadari bahwa terorisme adalah isu lintas-batas, tambahnya, Malaysia bersama Indonesia dan Filipina telah menyepakati kerangka kerja Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) yang ditandatangani di Jakarta pada 14 Juli 2016.

Di bawah kerja sama itu, telah disepakati pula tiga Standar Prosedur Operasi dan dilaksanakan dua kegiatan utama yaitu Patroli Perairan Bersama yang diluncurkan di Tarakan, Indonesia pada 19 Juni 2017 dan Patroli Udara Bersama dimulai di Subang, Malaysia pada 12 Oktober 2017.

Secara domestik, Kementerian Pertahanan Malaysia telah mengoperasikan Pusat Operasi Pertahanan Siber untuk melindungi infrastruktur siber nasional Malaysia.

“Pertemuan hari ini menjadi contoh bagus bagaimana kita bekerja sama dalam keamanan di kawasan sebagaimana peribahasa Melayu berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” kata Johari.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.