Pabrik Mancis Terbakar di Sumut, 30 Orang Tewas
2019.06.21
Jakarta
Sedikitnya 30 orang, termasuk empat anak-anak, tewas akibat kebakaran yang melanda sebuah rumah yang juga berfungsi sebagai pabrik mancis atau korek api gas di Desa Sambi Rejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut), Jumat siang, 21 Juni 2019.
“Dari laporan anggota hingga sore pukul 17.00 WIB, 30 orang tewas, empat selamat dan semuanya sudah teridentifikasi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis saat dihubungi BeritaBenar melalui telepon.
Foto dan video yang beredar di media sosial terlihat mayat para korban dalam kondisi hangus bergelimpangan di dua ruangan.
Dia menambahkan, penyebab banyak korban tewas masih diselidiki, tapi diduga hangus terbakar karena terperangkap dalam gudang pabrik.
“Sedang diselidiki peran anak kecil di pabrik itu, namun berdasarkan laporan warga, anak-anak itu ikut orang tuanya bukan pekerja di sana,” kata Riadil.
Ia menjelaskan bahwa kronologi kejadian dimulai saat ada laporan warga yang mendengar ledakan besar diikuti kepulan asap dan kebakaran di salah satu home industry (pabrik rumahan) mancis di Desa Sambirejo.
“Hampir seluruh korban berasal dari Sambi Rejo, dan mayoritas perempuan,” katanya, seraya menambahkan keempat pekerja selamat karena tidak berada di lokasi kejadian.
“Mereka selamat karena tukar shift, jadi tidak masuk kerja, sementara pekerja semuanya yang ada di dalam tewas.”
Pemerintah Provinsi Sumut melalui Dinas Ketenagakerjaan sedang menyelidiki status ketenagakerjaan karyawan pabrik yang diperkirakan mencapai puluhan orang tersebut.
“Apakah legal atau illegal belum tahu, dan ada anak kecil di sana juga menjadi pertanyaan,” katanya.
Terjebak
Kapolres Kota Binjai AKBP Nugroho Tri Nurhayoto mengatakan banyak korban tewas karena terjebak dalam ruangan yang terkunci sehingga mereka tidak bisa keluar saat kebakaran terjadi.
"Mereka meninggal dunia di dalam ruangan di pabrik yang terkunci dari dalam. Jalan keluar nggak ada," katanya seperti dikutip sejumlah media lokal.
Dia menambahkan bahwa pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para saksi terkait kebakaran tersebut.
Petugas laboratoriun forensik Polri juga melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Sementara itu, empat pekerja yang selamat yaitu Pipit (29), Ayu Anita Sari (29), Ariyani (30), dan Nurasiyah (24), tampak trauma berat ketika berbicara kepada wartawan.
Menurut Pipit, kebakaran terjadi saat makan siang, di mana ketika itu ia tidak berada di lokasi karena sedang izin keluar.
Tak lama setelah ia keluar untuk makan siang, terdengar suara ledakan keras dari arah pabrik tempatnya bekerja sejak delapan tahun lalu.
Api langsung berkobar hebat dan membubung di atas pabrik.
"Kawanku, kawanku, semua habis. Mana semua kawanku itu di dalam. Semua kawanku habis," katanya sambil menangis seperti dikutip dari laman Tribun Medan.
"Aku pikir tiga kawan ini, yang tiga ini masih di dalam, semua habis kawanku. Cuma berempat kami yang selamat."
Pipit menyebutkan, dalam kejadian ini ada empat anak kecil yang biasa dibawa orangtuanya bekerja turut menjadi korban.
Bentuk tim penyelidik
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah membentuk tim pengawas pusat dan daerah dalam menyelidiki peristiwa kebakaran tersebut.
"Pengawas ketenagakerjaan pusat dan daerah akan mengusut peristiwa kebakaran pabrik korek gas. Tim pusat sedang menuju ke sana," kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri seperti dalam siaran pers, Jumat.
Tim tersebut nantinya akan memeriksa pelanggaran norma kewajiban Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pabrik dalam peristiwa kebakaran.
"Kami ingin memastikan kepesertaan mereka apakah sudah masuk di dalam BPJS ketenagakerjaan, atau belum. Kalau sudah, mereka harus di-cover, kalau belum terdaftar, harus segera ada solusi untuk menangani," kata Hanif.
Sementara itu, Plh Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) Kemnaker, Amarudin, mengatakan berdasarkan laporan sementara dari Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Sumut, kebakaran yang terjadi akibat kegiatan pekerja yang sedang melakukan penyetelan api korek. Kemudian satu korek terbakar dan mengakibatkan kebakaran hebat.
Menurut catatan, lokasi tempat kerja itu merupakan home industry berbentuk rumah yang memiliki sekitar 50 orang karyawan.
"Yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 27 orang. Selebihnya kemungkinan buruh harian lepas (BHL)," kata Amarudin.
Ia mengatakan para korban yang meninggal dunia bukan terkurung dalam pabrik. Tetapi, mereka terkurung karena pintu masuk rumah berada di belakang, sementara kebakaran terjadi di bagian belakang sehingga para pekerja yang semuanya perempuan tidak bisa keluar.