Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Hercules di Medan Terus Berlanjut
2015.06.30
Sejumlah 113 orang penumpang pesawat kargo militer milik Angkatan Udara (AU) Indonesia tewas dan sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas di darat, pesawat menabrak bangunan gedung berlantai tiga di Medan, Sumatera Utara beberapa menit setelah lepas landas hari Selasa.
Pesawat Hercules C-130 membawa 101 penumpang dan 12 awak ketika jatuh tengah hari di daerah komersial dan perumahan di Medan, salah satu kota terbesar di Indonesia, Kepala Staf Angkatan Udara ( Kasau), Marsekal Agus Supriatna
" Data sementara yang kita peroleh, penumpang tidak ada yang selamat dalam insiden pesawat jatuh ini.” kata Agus.
Setidaknya tiga orang di tanah tewas, menurut Agence France-Presse.
Jatuhnya pesawat kargo serta api yang ditimbulkan dari ledakan pesawat ini telah menghancurkan setidaknya tiga bangunan gedung, termasuk spa, hotel dan perumahan, media lokal melaporkan.
Saat senja, sejumlah 84 mayat berhasil ditarik dari puing-puing, menurut AFP, dan pencarian korban masih terus berlangsung.
Kapolda Sumut Inspektur Jenderal Eko Hadi Sutedjo mengatakan sejauh ini pemerintah telah membangun dua posko yang dibangun oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). “Posko ini untuk membantu mengidentifikasi korban,” katanya tanggal 30 Juni via sms
Warna api
Menurut salah satu saksi mata, pesawat Hercules tersebut telah meledak di udara sebelum menabrak bangunan.
“Kafe tempat saya bekerja persis di depan pesawat itu jatuh. Waktu masih di atas saya lihat pesawat tiba-tiba meledak di udara, di langit jadi warna oranye semua, warna api," kata Ardanish Septi Briyani Putri kepada BeritaBenar.
Panas dari api menyala ke kafe. " Getaran juga terasa sekali," katanya.
Zari Tarigan, saksi mata lain, mengatakan kepada Sydney Morning Herald pesawat tampak mesinnya mati dan goncang sebelum menabrak gedung berlantai dua dan tiga.
Permintaan kembali ke pangkalan
Pesawat kargo Hercules dalam misi menyalurkan pasokan ke Kepulauan Riau ketika jatuh tak lama setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo di Medan.
Pilot pesawat tersebut Kapten Sandi Permana dari AU dilaporkan sempat meminta izin untuk kembali mendarat setelah baru saja lepas landas.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menolak untuk berspekulasi tentang permintaan tiba-tiba "kembali ke pangkalan."
"Belum ada laporan resmi, nanti dijelaskan tim investigasi…Gangguan seperti apa, itu nanti tim investigasi," katanya kepada MetroTV.
Pesawat buatan AS yang dibuat tahun 1964 tersebut berada dalam kondisi prima, karena kalau tidak pesawat tersebut tidak akan diijinkan terbang, terang Fuad.
“Sejauh ini belum ada kecurigaan ledakan tersebut terkait dengan aksi terorisme,” kata Fuad kepada BeritaBenar.
Melalui Twitter, Presiden Joko (Jokowi) Widodo menyampaikan rasa belasungkawa.
“Saya dan keluarga berbelasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Hercules C-130. Semoga keluarga diberikan kesabaran dan kekuatan,” tulis Jokowi di akun Twitter resmi @jokowi, Selasa.
Pesawat itu pernah digunakan oleh Presiden Soekarno, kata Jokowi seperti dikutip Kompas.
"Dari beberapa kali kecelakaan, kita harus memodernisasi dan memperbarui. Ini akan kita audit total, karena tidak sekali dua kali ini terjadi kecelakaan," kata Jokowi di Cilacap, Jawa Tengah, menurut Kompas.
Tragedi yang terulang
Insiden jatuhnya pesawat Hercules hari Selasa adalah kecelakaan fatal keenam yang melibatkan Angkatan Udara dalam dekade terakhir, AFP melaporkan, mengutip Jaringan Keselamatan Penerbangan.
Kecelakaan ini mengulangi tragedi yang pernah terjadi di Medan. Pesawat jet penumpang Mandala Airlines mengalami celakaan di daerah yang padat penduduk tersebut tahun 2005 lalu, dan menewaskan 150 orang termasuk mereka yang berada di darat.
“Itu kejadian kritis untuk menjadi refleksi bagi pemerintah Indonesia agar memperbaiki sistem pertahanan TNI dan agar tidak menggunakan pesawat lama," kata Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq kepada BeritaBenar hari Selasa. |
“Sepertinya Indonesia sangat mendepankan kuantitas daripada kualitas pertahanan,” kata Muradi, profesor untuk studi Politik dan Keamanan di Universitas Padjadjaran di Bandung, Jawa Barat. Akibatnya, pemerintah membeli pesawat tua dengan harga diskon, katanya. |
|
"Ke depan, ini adalah pekerjaan rumah bagi Jokowi agar memperbaiki sistem ini."