Pemilu Indonesia 2024: Serba-serbi pemilihan serentak terbesar di dunia
2023.12.13
Washington DC
Dalam dua bulan, Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan mengadakan pemilihan serentak dalam sehari pada 14 Februari 2024, di seluruh wilayah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 18.000 pulau ini.
Rakyat Indonesia akan memilih presiden-wakil presiden dan mereka juga akan memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun Kabupaten/Kota) se-Indonesia untuk periode 2024-2029.
Pada hari itu sekitar 205 juta masyarakat Indonesia yang memenuhi syarat, yaitu mendekati tiga perempat dari keseluruhan populasi Indonesia yang hampir mencapai 279 juta akan datang ke tempat pemungutan suara untuk memberikan suaranya.
Sebagai perbandingan, India, negara demokrasi terbesar di dunia dengan jumlah penduduk dan pemilih hampir lima kali lipat dari Indonesia, mengadakan pemilihan umum pada 2019 dalam beberapa tahap selama lebih dari lima minggu.
Bagi Indonesia, pemilihan umum pada bulan Februari nanti akan menjadi yang kelima sejak negara terbesar di Asia Tenggara ini menjadi demokrasi pada 1998 yang ditandai dengan jatuhnya Presiden Suharto.
Berikut adalah 10 fakta tentang "Pesta Demokrasi" di Indonesia yang membuatnya menjadi spektakuler fenomenal.
- Sekitar 250.000 kandidat dari 24 partai bersaing untuk memperebutkan sekitar 20.000 kursi.
- Lebih dari 820.000 tempat pemungutan suara akan didirikan di seluruh negeri dan dioperasikan oleh lebih dari 7 juta pekerja yang tergabung dalam petugas pemungutan suara dan keamanan.
- Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2024, dengan 204,8 juta pemilih terdaftar, menandai 12% peningkatan dari pemilihan terakhir pada 2019. Dan dengan 52% di antaranya berusia di bawah 40 tahun, terdapat 107 juta milenial dan Gen Z yang memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka.
- TNI dan Polri - sebanyak 911.362 orang - dilarang memberikan suara untuk memastikan netralitas mereka dan untuk mencegah mereka dari terpusatnya kekuatan seperti pada era-Suharto.
- Untuk pertama kalinya, sistem noken yang tidak demokratis dan selama ini dipraktikkan di Papua tidak akan diberlakukan dimana seorang kepala suku bisa mewakili penduduk di desa tertentu untuk mencoblos seorang kandidat walaupun tanpa persetujuan mereka.
- Kandidat presiden yang bersaing adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang dalam dua pemilu sebelumnya kalah dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
- Indonesia mengikuti sistem pemilihan proporsional daftar terbuka, menjadikannya salah satu dari sedikit negara yang melakukannya. Para calon bersaing untuk kursi dengan pesaing dari partai lain serta dari partai mereka sendiri. Dukungan untuk sebuah partai politik tidak selalu berarti suara untuk calon presiden yang didukung partai tersebut.
- Di tempat pemungutan suara, pemilih memberikan suara dengan mencoblos menggunakan paku logam untuk menusuk lubang di kertas suara, metode yang bagi sejumlah negara besar lainnya mungkin dianggap kuno. Tetapi hal ini telah melekat dalam budaya Indonesia sehinga kata yang digunakan untuk "memilih" adalah "coblos".
- Sesudah waktu pencoblosan berakhir, para petugas akan mulai menghitung suara - secara terbuka, dengan dijaga oleh petugas keamanan. Ini dilakukan untuk memastikan transparansi, mencegah kecurangan dan menjaga keamanan penghitungan suara.
- Hasil resmi dijadwalkan akan dirilis pada 20 Maret 2024. Jika tidak ada kandidat yang memenangkan setidaknya 50% suara, Komisi Pemilihan Umum akan mengadakan putaran kedua pada 26 Juni 2024 dengan hasil yang akan diumumkan pada 20 Juli. Presiden baru akan dilantik pada 20 Oktober 2024.
Dandy Koswaraputra dan Pizaro Gozali Idrus di Jakarta turut berkontribusi dalam laporan ini.