Polisi Masih Buru Guru Pelaku Bom Surabaya

Khalid Abu Bakar dinyatakan sebagai deportan angkatan pertama yang ditangkap di Turki dan dipulangkan bersama 75 orang lain, pada Januari 2017.
Yovinus Guntur
2018.06.11
Surabaya
180611_ID_Terror_1000.jpg Anggota Densus 88 antiteror memasang garis polisi di sebuah rumah milik terduga pelaku pemboman bunuh diri di Surabaya, 15 Mei 2018.
AFP

Tim Densus 88 Antiteror masih terus memburu Khalid Abu Bakar, sosok yang diduga sebagai guru spiritual dan pendoktrin keluarga pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, pada 13 dan 14 Mei lalu.

Kabid. Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Barung Mangera mengatakan bahwa perburuan dilakukan di lokasi-lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian Khalid.

“Pengejaran masih terus dilakukan ke berbagai tempat yang dicurigai,” tuturnya, Senin, 11 Juni 2018.

Menurut keterangan polisi seperti dilaporkan media, Khalid adalah pemimpin pengajian yang diadakan berkala oleh para pelaku pemboman di Surabaya.

Menurut Barung, operasi perburuan terhadap seluruh jaringan terorisme di wilayah Jawa Timur terus dilakukan Densus 88 dan aparat kepolisian setempat.

Sejauh ini, polisi telah menangkap 38 terduga teroris di beberapa daerah di Jawa Timur dan menembak mati empat lainnya sejak aksi teror terjadi, 13 Mei lalu.

Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh di Aceh, Al Chaidar, memperkirakan Khalid berada di Madura atau Bima, Nusa Tenggara Barat, karena di situ ia memiliki jaringan “keluarga” dan “kekerabatan”.

Menurutnya, Khalid lebih senior dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dibandingkan Aman Abdurahman – terdakwa kasus terorisme yang terancam hukuman mati.

“Khalid saat ini berusia 51 tahun, sedangkan Aman baru 46 tahun,” jelas Al Chaidar.

Karenanya, Khalid begitu disegani dan berpengaruh dalam jaringan teror, sehingga dijadikan guru oleh para pengikut JAD, termasuk Dita Opriarto yang juga Ketua JAD Surabaya serta Tri Murtiono dan Anton Febrianto.

Dita bersama istri dan keempat anaknya adalah pelaku bom bunuh di tiga gereja di Surabaya, 13 Mei lalu. Akibatnya, 13 orang tewas dan puluhan lagi mengalami luka-luka.

Tri merupakan pembom bunuh diri bersama istri dan dua anaknya di Mapolrestabes Surabaya, 14 Mei.

Sedangkan, Anton Febrianto tewas bersama istri dan seorang anaknya akibat ledakan dari bom yang dibuatnya di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, 13 Mei malam.

“Khalid memiliki jaringan kuat di Mindanao, (Filipina Selatan) dan Suriah. Ia juga punya kemampuan menyebar paham radikal ke jaringan teror,” kata Al Chaidar.

Deportan

Dete Alia, pendamping bekas pelaku radikalisme dari Society Against Radicalism and Violent Extremism Indonesia, menyatakan, Khalid adalah deportan angkatan pertama yang ditangkap di Turki pada Januari 2017.

“Saat itu, dia dideportasi sebelum masuk Suriah bersama 75 orang lain, termasuk anak-anak dan perempuan,” katanya kepada BeritaBenar.

Setelah pulang (ke Indonesia), tambah Dete, Khalid masuk rehabilitasi di bawah koordinasi Kementerian Sosial.

Tapi, Dete mengaku tak terlalu tahu siapa Khalid, karena tim yang menangani para deportan fokus pada perempuan dan anak-anak.

Keberadaan Khalid tak bisa diketahui, tambahnya, karena selalu berpindah dari satu tempat ke lokasi lain.

“Deportan merasa tidak bersalah karena memang tujuannya hijrah dan dianggap mulia. Jadi kalau dikunjungi selalu menghindar, sehingga susah ditrack,” ujar Dete.

“Silahkan tanya ke panti asuhan yang dikelola Kementerian Sosial, karena mereka yang menangani Khalid.”

Sri Musfiah, staf Kementerian Sosial yang pernah menangani proses rehabilitasi Khalid saat dihubungi BeritaBenar, menolak berkomentar.

Deradikalisasi

Program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), kata Dete, perlu proses panjang dan harus mengedepankan pendekatan personal, terutama bagi petugas lembaga pemasyarakatan yang setiap hari bertemu narapidana terorisme.

“Faktor keluarga menjadi terpenting juga. Dengan dukungan kuat, akan membuat pelaku kembali menjadi baik,” jelas Dete, dengan merujuk Umar Patek yang berhasil disadarkan oleh sang adik, Said Ali Zen.

Sementara Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Sidney Jones, mengatakan pengawasan deportan yang ingin ke Suriah seharusnya lebih ditingkatkan.

“Pengawasan terhadap orang-orang pernah atau saat hendak ke Suriah penting dilakukan. Mereka adalah sumber teror paling berbahaya, namun seringkali diabaikan,” ujarnya.

Kadiv. Humas Mabes Polri, Irjen. Pol. Setya Wasisto ketika dikonfirmasi menyatakan pihaknya belum mendapatkan informasi tentang program deradilisasi yang diikuti Khalid.

Sedangkan, Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, menyebutkan tidak pernah menangani Khalid karena “program deradikalisasi hanya diterapkan untuk teroris yg sudah divonis".

Perhatian pada anak pelaku

Psikolog Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, IGAA Noviekayati, mengatakan apa yang yang harus jadi perhatian lebih saat ini adalah empat anak pelaku pengeboman yang selamat, karena mereka akan mendapatkan dampak dari kejahatan yang dilakukan orang tuanya.

“Bila perlu keluar dari Surabaya dan harus mendapatkan orang tua asuh yang baik, dalam artian bisa membina dan membimbing mereka pada pemahaman sebagaimana mestinya,” ujar Novi.

Untuk bisa kembali normal, jangka waktu yang dibutuhkan akan panjang karena harus mengubah pemahaman mereka.

“Hal ini tidak berlaku bagi anak pelaku yang masih kecil, karena belum memahami benar tentang apa yang dilakukan orang tuanya,” katanya.

Hal penting lain adalah dukungan keluarga karena mereka yang mengetahui detil tentang perasaan dan kepribadian anak pelaku.

Diharapkan, keluarga tidak sering bertanya tentang peristiwa apa yang dialami, karena akan membuka memori soal bom. Pihak keluarga harus bisa menjaga perilaku.

Tria Dianti di Jakarta turut berkontribusi dalam artikel ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.