Polisi Jambi Yang Bergabung Dengan ISIS Dikabarkan Tewas

Oleh Maeswara Palupi
2015.06.30
150630_ID_MAEAWARA_POLISI_ISIS_700.jpg Seorang pria Suriah membantu korban yang terluka setelah barel serangan bom dilaporkan oleh pasukan Suriah menabrak sebuah pasar di kota utara Aleppo, tanggal 3 Juni 2015.
AFP

Mantan anggota kepolisian dari Jambi bernama Syahputra yang diduga telah bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Maret lalu, diberitakan tewas dalam pertempuran di Suriah saat melawan tentara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.

“Kami menerima laporan tersebut tapi belum bisa mengkonfirmasi kebenarannya. Harus di periksa dulu,” kata juru bicara Kementrian Luar Negeri (Kemenlu), Arrmanatha Nasir kepada BeritaBenar tanggal 30 Juni di Jakarta.

Situs Azzammedia.net melaporkan tentang tewasnya Syahputra yang beritanya diunggah tanggal 29 Juni.

Arrmanatha mengatakan institusinya akan memeriksa laporan ini dengan pihak terkait.

“Kita tidak bisa mengklaim kebenaran berita hanya dari satu pihak saja,” katanya.

Syahputra menghilang

Syahputra adalah polisi asal Medan dari kesatuan Polres Batanghari, Jambi dengan pangkat Brigadir.

“Ia [Syahputra] berkelakuan aneh semenjak awal tahun 2015. Dia sering menyendiri dan membaca banyak situs radikal,” kata Heri Probowo, teman Syahputra di Kepolisian Jambi.

“Syahputra pernah menyebutkan bahwa ia mendapat paspor pertama tanggal 17 Febuari,” katanya lanjut sambil mengatakan bahwa ia [Saputra] juga pernah mengatakan ingin berjihad ke Suriah.

“Tanggal 14 Maret ia dikabarkan meninggalkan Indonesia dan bergabung dengan ISIS,” lanjut Heri.

Syahputra menggunakan nama Abu Azzayn al Indunisiy sebagai nama hijrahnya di Suriah, menurut laporan situs Azzammedia.net

Kapolda Jambi Bambang Sudarisman mengkonfirmasi tentang menghilangnya Syahputra.

“Syahputra telah meninggalkan pekerjaannya sejak 5 Maret. Ia tidak pernah kembali setelah itu. Tidak ada surat pengunduran diri atau pemberitahuan lainnya,” kata Bambang kepada BenarNews tanggal 30 Juni.

Bambang juga mengatakan bahwa sebelum pergi Syahputra banyak bercerita tentang ISIS kepada reken-rekan sekerja.

“Ia menceritakan kekagumannya tentang ISIS yang diketahuinya dari internet,” katanya lanjut.

Ketika BeritaBenar mencoba menghubungi istri Syahputra, Helby Sagita, ia mengatakan belum mengetahui keadaan Syahputra.

Ia menolak diwawancarai tapi mengatakan bahwa sampai sekarang Syahputra masih beralamat di Lorong Sawit RT.04 Kelurahan Muara Bulian, Batang Hari, Jambi.

Masih Anggota Polri

Berita tidak aktifnya Brigadir Syahputra dari kepolisian dalam tiga bulan terakhir dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Jambi Ajun Komisaris Besar Almansyah.

"Sampai sekarang belum kembali berdinas," kata Almansyah, Selasa tanggal 30 Juni.

Berita dugaan perginya Syahputra ke Suriah sebenarnya sudah hangat sejak Maret lalu, namun konfirmasi mengenai kebenaran isu itu belum juga dipastikan oleh pihak kepolisian.

Menurut Almansyah, pihak Polda Jambi maupun Polres Batanghari sudah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mencari Syahputra.

Almansyah menyatakan karena belum ada kejelasan tentang menghilangya Syahputra, sampai saat ini statusnya masih sebagai anggota kepolisian Indonesia.

“Sebelum ada keputusan sidang etik dan profesi, anggota polri tersebut belum dinyatakan dipecat. Tapi dia sudah tidak terima gaji lagi," kata Almansyah.

Almansyah mengatakan Syahputra sempat meminta ijin pulang ke kampungnya di Medan, Sumatera Utara.

Mengenai keterlibatan Brigadir Syahputra dengan ISIS, Almansyah tak mau banyak berkomentar.

Menurutnya, jika memang ada yang sudah menyatakan keterlibatan anggota Polri itu dengan ISIS, tak bisa dipercaya begitu saja.

"Bisa saja fotonya ditempel di situs tersebut," ujarnya.

Pengecekan dan klarifikasi

Wakil Ketua Komisi III DPR Benny Kabur Harman berpendapat bahwa Indonesia perlu mengadakan klarifikasi dan pengecekan terlebih dulu terkait informasi adanya anggota Polri Batanghari yang bergabung dengan ISIS.

“Mungkin Kemlu bisa meminta keterangan dari intelejen Turki dan Suriah tentang Syahputra,” katanya kepada BeritaBenar.

"Kemudian dicari tahu juga apa alasannya. Cek juga apakah benar anggota aktif atau bukan," lanjut Benny.

Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin mengatakan jika benar Syahputra telah bergabung dengan ISIS, maka aturan hukum harus ditegakkan.

"Kalau memang benar, Kementrian Polhukam ( Politik, Hukum dan Keamanan ) harus menindaklanjuti hal ini. Terutama, fokus pada strategi penumpasan dan pecegahan," ujar Aziz.

Staf ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Sri Yunanto menyatakan bahwa kasus individual yang teradikalisasi lewat internet merupakan ancaman nyata.

“Kasus Syahputra adalah nyata. Karena itu kami mengimbau agar masyarakat terlibat dalam upaya pencegahan individu untuk menjauhi kampanye radikal lewat internet,” katanya kepada BeritaBenar.

“BNPT akan terus bekerjasama dengan pemerintah termasuk untuk meretas situs yang dianggap radikal dan berbahaya,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.