Prabowo Kunjungi Rusia, Jajaki Peluang Pembelian Senjata
2020.01.29
Jakarta
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto berada di Rusia, Rabu (29/1/2020) sebagai bagian dari “diplomasi pertahanan” untuk menjajaki peluang kerja sama modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), sementara kementerian keuangan memperingatkan untuk bijaksana dalam pengeluaran untuk persenjataan.
Rusia menjadi negara kedelapan yang Prabowo kunjungi sejak dia dilantik Oktober tahun lalu. Prabowo sebelumnya mengunjungi Malaysia, Thailand, Turki, Cina, Jepang, Filipina, Perancis, dan Jerman untuk misi serupa.
Atase pers Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Denis Tetiushin menyebut agenda utama Prabowo ke Rusia adalah bertemu Menteri Pertahanan Sergey Shoigu dan petinggi Federal Service of Military Technical Cooperation (FSVTS), Rosoboronexport, dan Kalashnikov Group.
“Yang dibahas adalah masalah kerja sama,” kata Tetiushin, dalam keterangan resminya, Rabu malam.
FSVTS adalah lembaga pemerintah Rusia yang mengatur masalah kerja sama militer-teknis.
Rosoboronexport adalah satu-satunya agen perantara Rusia untuk urusan ekspor dan impor produk pertahanan. Sementara Kalashnikov Group adalah pengembang dan produsen senjata terbesar Rusia.
“Kami siap untuk meningkatkan hubungan Rusia-Indonesia dengan lebih progresif, termasuk di bidang kerja sama militer dan militer-teknis, seperti yang tercakup dalam kemitraan ADMM-plus,” kata Shoigu, usai menerima kedatangan Prabowo di kantornya, Moskow, Rusia, Rabu.
ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) adalah forum pertemuan Menteri Pertahanan negara kerja sama negara–negara ASEAN ditambah Menteri Pertahanan dari delapan negara mitra lainnya yakni Amerika Serikat, Australia, Cina, India, Jepang, Korea, Rusia dan Selandia Baru.
Shoyguy menyebut pertemuannya dengan Prabowo sebagai momentum penting jelang peringatan 70 tahun usia diplomasi kedua negara. Senada dengan Shoigu, Prabowo juga menyebut pertemuan keduanya sebagai simbol dari hubungan baik yang telah terjalin sejak lama.
“Kami di Indonesia melihat Rusia sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Rusia, atau sebelumnya Uni Soviet, selalu menolong Indonesia di masa-masa sulit, selalu di sisi kami,” kata Prabowo dalam rilis Kementerian Pertahanan Rusia.
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan salah satu yang diincar dari kunjungan ke Rusia adalah peluang kerja sama pengadaan misil. “Banyak hal. Tapi salah satu concern beliau adalah misil,” kata Dahnil kepada wartawan, sepekan sebelum keberangkatan Prabowo ke Rusia.
Rusia disebut Dahnil sebagai negara terakhir dari safari diplomasi pertahanan Prabowo. Setelahnya, Prabowo dijadwalkan melaporkan hasil kunjungannya kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menentukan dari negara mana saja kerja sama pengadaan alutsista akan ditindaklanjuti.
Peringatan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk berhati-hati dalam membuat pengeluaran khususnya yang terkait pembelian sistem persenjataan. Selain menggunakan uang negara, pengadaan alutsista membutuhkan proses yang panjang.
“Kemhan anggarannya berasal dari rupiah murni yang diambil dari pajak, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri. Banyak peralatan militer kita dibeli dari luar negeri,” kata Sri Mulyani dalam akun Instragram-nya,pekan lalu.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta Menteri Pertahanan dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk duduk bersama dan merancang rencana pembelian dengan lebih matang dan efisien.
“Jangan sampai karena ada pergantian pejabat tinggi Kemhan atau TNI, lalu peralatan yang sudah direncanakan akan dibeli, diganti lagi. Padahal anggarannya sudah disediakan dan prosesnya harus dimulai lagi dari awal,” tukas Sri Mulyani.
Saat berada di Perancis, Prabowo dikabarkan tertarik membeli 48 jet tempur Dassault Rafale yang satu unitnya, merujuk situs Aircrafts Compare, mencapai US$ 115 juta atau setara 1,5 triliun rupiah. Namun Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Trenggono, mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan pembeliannya saat ini.
Di sisi lain, Indonesia telah menyepakati pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 buatan Rusia dengan skema imbal beli yang dikoordinasikan Kemhan dan Kementerian Perdagangan. Kesepakatan itu diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan BUMN Rusia, Rostec, pada 2018.
Dalam kesepakatan dengan Rusia, nilai pembelian 11 unit SU-35 yang harus dibayarkan Indonesia adalah US$ 1,14 miliar atau setara Rp15,3 triliun. Meski, sebagai imbalnya Rusia wajib membeli sejumlah komoditas ekspor, salah satunya karet, dari Indonesia sebesar 50 persen dari pembelian tersebut, atau senilai US$570 juta.
Kendati tinggal selangkah lagi, perjalanan Sukhoi ke Indonesia juga terkendala kebijakan Amerika Serikat, sehingga sementara ditangguhkan. Presiden AS Donald Trump pada Agustus 2017 telah menandatangani UU Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Regulasi itu mengatur soal sanksi kepada negara yang membeli alutsista dari Rusia.
Bulan lalu, Prabowo dan mitranya dari Korea Selatan, Jeong Kyeong-doo, setuju untuk melakukan kerja sama pembangunan jet tempur generasi baru, walaupun Indonesia gagal membayar cicilan $255 juta kepada Korea dalam tenggat waktu September lalu.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020 mengalokasikan dana hingga Rp127,4 triliun untuk Kemhan, jumlah dengan kenaikan signifikan dari tahun 2019 yang hanya Rp109,6 triliun.
Alokasi yang diterima Kemhan adalah yang tertinggi dibandingkan kementerian/lembaga lainnya. Presiden Jokowi pernah berujar, satu pertimbangan anggaran Kementerian Pertahanan paling tinggi lantaran disiapkan untuk pengamanan jelang Pilkada Serentak 2020.
Tak hanya itu, untuk tahun 2020, Kementerian Keuangan juga menyiapkan alokasi belanja mendesak untuk kementerian itu sebesar Rp3,2 triliun.
Askolani menyebut, alokasi belanja mendesak ini bisa digunakan untuk keperluan sarana dan prasarana keamanan serta alutsista. Pada tahun 2019, alokasi belanja mendesak salah satunya digunakan untuk pengamanan Asian Games di Jakarta dan Palembang.