Presiden terpilih Prabowo Subianto temui Xi Jinping tekankan “kerja sama”
2024.04.01
Jakarta
Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan pimpinan China Xi Jinping di Beijing pada Senin dan dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke Jepang untuk melakukan pembicaran tingkat tinggi serupa dalam lawatan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh presiden yang belum resmi dilantik.
Kantor Staf Kepresidenan Indonesia mengatakan kepada BenarNews bahwa Prabowo yang masih menjabat sebagai menteri pertahanan telah mendapat izin dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk melakukan serangkaian kunjungan ke negara-negara mitra strategis, walaupun baru akan resmi disumpah sebagai presiden pada Oktober nanti.
“Iya, Beliau sudah mendapat izin sebagai syarat berangkat (ke luar negeri),” kata sumber BenarNews di Kantor Staf Kepresidenan yang tidak mau disebut namanya, Senin (1/4).
Sementara itu, Brigadir Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha, juru bicara Kementerian Pertahanan Indonesia, membenarkan bahwa Presiden Xi mengatakan kepada Prabowo bahwa China bersedia meningkatkan “kerja sama strategis komprehensif” dengan Indonesia dan akan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian regional dan dunia.
Dalam pertemuan bilateral di Beijing, kata Edwin, Prabowo berharap dapat terus menerapkan rencana aksi secara progresif untuk memperkuat kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan China.
Terkait kerja sama pertahanan, Prabowo memandang China sebagai salah satu mitra utama dalam menjamin perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Saya juga berkomitmen untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) Indonesia, termasuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan dan dialog produktif, serta kerja sama antar dimensi,” kata Prabowo.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan Laut China Selatan meskipun jajak pendapat terbaru yang dilakukan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bekerja sama dengan Litbang Kompas mencatat 73,1 persen responden menyatakan kedaulatan Indonesia terancam oleh China di kawasan tersebut.
Co-Founder ISDS Erik Purnama Putra mengatakan kepada BenarNews bulan lalu bahwa survei tersebut menggambarkan publik Indonesia tidak suka dengan keagresifan kapal-kapal China yang merangsek jauh dari wilayahnya untuk masuk ke wilayah Indonesia.
Edwin mengonfirmasi bahwa Prabowo juga akan ke Jepang setelahnya untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang telah lama terjalin.
“Ya, pernyataan itu terkonfirmasi. Beliau juga akan mengunjungi Jepang pada 2 hingga 3 April, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Jepang,” kata Brigjen Edwin kepada BenarNews.
Presiden Xi Jinping menyatakan komitmen China untuk meningkatkan kerja sama strategis komprehensif dengan Indonesia, kata Edwin. Hal ini menunjukkan keinginan China untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pertahanan, ekonomi, dan keamanan.
Xi juga menegaskan bahwa China siap memberikan kontribusi positif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan global.
“Presiden Xi menekankan pentingnya kerja sama Tiongkok dan Indonesia dalam menjaga keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara, khususnya terkait isu Laut China Selatan yang menjadi perhatian global,” kata Edwin.
Xi mengucapkan selamat kepada Prabowo atas kemenangannya dalam pemilihan presiden dan meminta Prabowo menyampaikan salam tulus dan harapan terbaiknya kepada Jokowi, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Mengingat perkembangan hubungan bilateral yang pesat dan bermanfaat selama satu dekade terakhir di bawah bimbingan kedua kepala negara, Xi mengatakan kedua belah pihak telah menjadikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai contoh kerja sama bilateral berkualitas tinggi dan memasuki babak baru pembangunan.
China memandang hubungannya dengan Indonesia dari sudut pandang strategis dan jangka panjang, dan bersedia memperdalam kerja sama strategis komprehensif dengan Indonesia, kata Xi seperti dikutip Xinhua.
Dia mengatakan China akan bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama yang memiliki pengaruh regional dan global, sehingga dapat membawa lebih banyak manfaat bagi kedua bangsa dan berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional dan dunia.
Prabowo dalam kesempatan itu mengatakan bahwa ia senang menjadikan China sebagai negara pertama yang ia kunjungi setelah terpilih, seraya menambahkan dirinya akan mendukung pengembangan hubungan yang lebih erat dengan China dan akan melanjutkan kebijakan bersahabat Jakarta - Beijing.
“Terlalu dini”
Analis politik internasional Indonesia tidak setuju China menjadi tujuan pertama Prabowo sebagai presiden terpilih.
“Kunjungan Prabowo ke Tiongkok terlalu dini. Sebaiknya menunggu dulu sampai dilantik, baru berkunjung ke luar negeri,” kata analis pertahanan di Universitas Al Azhar Indonesia Raden Mokhamad Luthfi kepada BenarNews, Jumat (29/3).
“Kunjungan ke luar negeri yang dilakukan presiden Indonesia yang baru dilantik sebaiknya terlebih dahulu ke negara tetangga anggota ASEAN seperti Malaysia, mengingat kepentingan Indonesia di ASEAN jauh lebih besar dibandingkan negara lain,” kata Raden.
Direktur Studi China Indonesia Center of Economic and Law Studies (Celios) Zulfikar Rakhmat mengatakan kunjungan Prabowo ini adalah kali pertama seorang presiden terpilih, yang belum dilantik, menerima undangan dari pemerintah asing.
“Menurut saya, ada dua faktor dari kunjungan Prabowo. Yang pertama, tentu saja karena Prabowo memandang China sebagai mitra di bidang ekonomi. Kita tahu, dalam beberapa tahun terakhir, China menjadi mitra dagang nomor satu bagi Indonesia,” kata Zulfikar kepada BenarNews.
“Kedua, Prabowo ingin meneruskan warisan Jokowi yang dekat dengan China.”
China merupakan salah satu mitra dagang penting dan salah satu sumber investasi asing terbesar bagi Indonesia. Tahun lalu, Indonesia meresmikan kereta cepat pertama di kawasan yang menelan biaya Rp112 triliun dengan dukungan Beijing.
Selama periode 2018 hingga 2022, nilai investasi China di Indonesia mencapai US$23,35 miliar (Rp370 triliun), yang diimplementasikan dalam lebih dari 12.200 proyek, menurut keterangan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.
Pada Oktober 2023, Presiden Jokowi, atas undangan Presiden Xi Jinping menghadiri Belt and Road Forum for International Cooperation yang ketiga di China. Kedua negara menandatangani 10 perjanjian kesepahaman (MoU) yang mencakup penguatan investasi, ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan, kata keterangan Kementerian Luar Negeri China.
Pada tahun itu, Indonesia menjadi penerima terbesar investasi China di kawasan Asia Tenggara dengan angka mencapai US$ 7,3 miliar, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia.