Puluhan orang protes penembakan warga Papua, TNI klaim mereka separatis

Sejumlah kendaraan milik aparat keamanan dan warga dibakar masyarakat yang tidak puas dengan tindakan aparat keamanan.
Victor Mambor
2024.07.17
Jayapura
Puluhan orang protes penembakan warga Papua, TNI klaim mereka separatis Puluhan warga berunjuk rasa di depan kantor kepolisian resor Puncak Jaya di Provinsi Papua Tengah pada Rabu, 17 Juli 2024, menyusul tewasnya tiga warga yang ditembak pasukan keamanan.
Victor Mambor/BenarNews

Puluhan warga menggelar unjuk rasa di depan kantor kepolisian resor Puncak Jaya di Provinsi Papua Tengah pada Rabu menyusul tewasnya tiga warga yang ditembak pasukan keamanan, menurut juru bicara kelompok separatis dan warga setempat.

Juru bicara Tentara Nasional Indonesia di Papua mengatakan ketiga orang yang ditembak adalah anggota kelompok separatis, dan salah satunya merupakan buron karena menyerang rakyat sipil dan pasukan keamanan.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, mengatakan insiden tersebut memicu kemarahan warga setempat sehingga membakar kendaraan polisi.

"Penembakan terhadap warga sipil adalah pelanggaran HAM," kata Sambom kepada BenarNews.

TNI mengakui telah menembak tiga orang yang diduga sebagai anggota pemberontak Papua pada Selasa (16/7) sekitar pukul 19.45 di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Menurut Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Cenderawasih Letkol Candra Kurniawan tiga orang yang tertembak tersebut adalah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang memasuki pemukiman warga di Distrik Muara dengan membawa senjata api dan melakukan perlawanan saat akan ditangkap dengan menembak petugas.

”Penindakan terhadap gerombolan OPM ini diawali dengan terdeteksinya keberadaan salah satu [anggota] OPM Teranus Enumbi bersama beberapa anggotanya,” kata Candra kepada BenarNews.

Dia menyebutkan ketiga korban tersebut adalah Sonda Wanimbo, 33, Yotenus Wonda, 41, dan Dominus Wonda, 36. Sementara satu orang bernama Teranus Enumbi berhasil meloloskan diri.

Menurut Candra, Enumbi telah menjadi buruan polisi sejak 2018 karena melakukan penyerangan, penembakan dan pembunuhan terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan dengan “kejam dan sadis.”

"Aparat TNI-Polri akan terus berupaya menjaga stabilitas wilayah dengan terus melindungi dan melayani masyarakat. Sekaligus penegakan hukum tetap ditegakkan, khususnya dari gangguan OPM," kata Candra.

Sambom dari TPNPB membantah pernyataan Candra, seraya menegaskan bahwa mereka yang tewas adalah warga sipil yang tinggal di Distrik Mulia.

”Informasi dari TNI itu tidak benar. Yang mereka tembak itu warga sipil. Ketiganya bukan anggota TPNPB,” kata Sambom kepada BenarNews.

Menurut Sambom, informasi yang dihimpun dari Distrik Mulia menyebutkan ketiga warga yang meninggal tersebut adalah Tonda Wanimbo, Pemerintah Murib dan Dominus Enumbi. Tonda Wanimbo adalah Kepala Desa Kalome, Distrik Mepogolok.

”Sementara masih terdapat sejumlah warga sipil yang mengalami luka tembak namun belum diketahui identitas lebih jelas,” kata Sambom.

Menurut Sambom, Enumbi yang disebutkan melarikan diri adalah benar anggota TPNPB berpangkat mayor.

“Dan ia memang lolos dari kejaran aparat keamanan. Namun Terinus Enumbi tidak bersama-sama dengan ketiga orang yang ditembak TNI tersebut.”

Penembakan terhadap tiga orang ini menuai protes warga Puncak Jaya. Keluarga korban menuntut kejelasan apa penyebab ketiganya ditembak hingga tewas. Mereka melakukan aksi protes di RSUD Mulia dan di depan Polres Puncak Jaya.

Dalam aksi protes ini, sejumlah kendaraan milik aparat keamanan dan warga dibakar masyarakat yang tidak puas dengan tindakan aparat keamanan yang menewaskan tiga warga sipil tersebut.

”Kami tidak terima dengan respons TNI atas tuntutan masyarakat terkait penembakan tiga orang masyarakat sipil yang diduga pelakunya adalah oknum Satgas TNI Raider 753,” kata seorang warga yang sehari-harinya bekerja sebagai aparatur sipil negara di Kabupaten Puncak Jaya.

Sebelumnya perwakilan keluarga korban menginginkan agar kasus penembakan ini dibuka sejelas-jelasnya. Jika terbukti ada kesalahan dalam kasus penembakan ini, pelaku penembak juga harus ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Juru bicara Kepolisian Daerah Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menolak berkomentar.

Aktivis ditembak

Dalam perkembangan lain di Tanah Papua, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Papua melaporkan adanya penembakan terhadap aktivis sekaligus juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, yang dilakukan orang tak dikenal di Manokwari, Provinsi Papua Barat pada Rabu.

"Betul, Yan ditembak jam 15.30 siang tadi oleh orang tak dikenal," ujar Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey kepada BenarNews.

Frits mengatakan Yan ditembak ketika dia keluar dari salah satu bank di Manokwari pada Rabu siang dan mengalami luka di bagian dada.

"Puji Tuhan saya baik, sementara ini saya diobservasi di RSUD Papua Barat," kata Yan kepada BenarNews.

Amnesty International mengutuk peristiwa penembakan terhadap Yan.

Menurut Amnesty, Yan merupakan seorang pengacara yang telah lama membela hak asasi manusia serta perdamaian di Tanah Papua.

"Penembakan itu adalah teror terhadap pribadi Yan dan kerja-kerjanya selama ini. Karena itu Amnesty mendesak pihak berwenang untuk mencari siapa pelakunya dan membawanya ke meja hijau untuk dimintai tanggungjawab hukum," ujar Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia kepada BenarNews

BenarNews telah meminta keterangan kepada Polda Papua, namun tak memperoleh balasan. 

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Edison Isir mengatakan kepolisian sudah terjun untuk menyelidiki dugaan peristiwa penembakan advokat yang juga aktivis HAM tersebut.

"Iya benar [kasus penembakan]. Polresta Manokwari di-back up Ditreskrimum Polda Papua Barat sedang menyelidiki peristiwa tersebut," katanya seperti dikutip CNN Indonesia.

Pizaro Gozali Idrus di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.