Kericuhan warnai penyambutan jenazah mantan gubernur Papua, 14 terluka
2023.12.28
Jakarta
Kericuhan menyertai prosesi pemakaman mantan gubernur Papua, Lukas Enembe, pada Kamis di Jayapura, melukai beberapa orang termasuk pejabat gubernur akibat bentrok antara pelayat dan aparat keamanan.
Para pendukung Enembe, yang meninggal pada Selasa di Jakarta karena gagal ginjal, mengungkapkan kemarahan mereka atas perlakuan yang dianggap tidak adil terhadap Enembe selama menjalani proses hukum untuk kasus suap dan gratifikasi.
Menurut keterangan polisi, kerusuhan terjadi saat massa menyambut kedatangan jenazah di Bandara Sentani menuju tempat persemayaman di kompleks Sekolah Teologi Atas Injil Sentani, Jayapura.
Awalnya, peti jenazah Enembe dikeluarkan dari ambulans di tengah perjalanan dan kemudian dipikul warga hingga tempat persemayaman, kata Kabid Humas Polda Papua Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo.
“Saat itulah tiba-tiba terjadi pelemparan batu dari arah massa dan kemudian berkembang menjadi pembakaran kendaraan dan perusakan sejumlah bangunan,” kata Benny kepada jurnalis.
Dalam sejumlah video di media sosial, terlihat iring-iringan massa memikul peti jenazah Enembe sambil berteriak-teriak, melempari serta memukul sebuah mobil dengan pelat nomor milik kepolisian.
Pengiring jenazah Enembe juga terlihat melempari dan memukuli pertokoan di sepanjang jalan rute perjalanan ke tempat persemayaman.
Benny Ady Prabowo menduga ada provokasi pada warga sehingga mereka melakukan pelemparan.
Benny mengatakan bahwa Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun terluka di bagian kepala akibat dilempar batu.
Menurut Benny, Kepala Kepolisian Resor Jayapura AKBP Fredrickus Maclarimboen juga terkena lemparan batu dan menderita memar.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius Fakhiri juga diserang sejumlah massa, namun segera mendapat pengamanan.
Sebelumnya Polda Papua mengeluarkan siaran pers yang meminta warga tetap tenang menjelang pemakaman Lukas Enembe. Polisi meminta warga tidak terprovokasi dengan isu di media sosial terkait dengan wafatnya gubernur Papua dua periode itu.
“Beliau meninggal dunia murni karena sakit bukan buatan orang. Jadi keluarga tetap tenang mari kita sama-sama doakan almarhum,” kata polisi dalam siaran pers.
Enembe merupakan terpidana kasus suap dan gratifikasi sebesar Rp19,6 miliar.
Pada November lalu, Enembe divonis dengan pidana delapan tahun penjara dan dicabut hak politik selama lima tahun. Hukuman Lukas bertambah menjadi 10 tahun di pengadilan banding.
Dalam video di YouTube, Presiden Sinode Gereja Injili Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo dalam pidato upacara berkabung meminta maaf atas kericuhan dalam prosesi pengantaran jenazah Lukas Enembe yang membuat penjabat gubernur terluka.
“Itu di luar tanggung jawab kami dan dugaan kami, kami mohon maaf sebesar besarnya dari hati yang paling dalam,”
“Kami ingin menghargai dan menghormati bapak (Lukas Enembe) yang cinta damai, menembus perbedaan, dan nilai-nilai memori yang dia tanam di tanah Papua tidak akan pernah hilang,” ujar dia.
Kematian Enembe murni karena sakit
Poltak Partogi Nainggolan, Peneliti Tata Kelola dan Konflik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan kondisi kesehatan Enembe sudah menurun sejak lama hingga mengalami penyakit kronis.
Sehingga jika ada kabar bahwa kematian Enembe tidak wajar, maka hal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, kata Poltak.
Baik pemerintah maupun KPK, menurut dia, seharusnya bisa mengabarkan kondisi kesehatan Enembe kepada para pendukungnya, sehingga kematiannya tidak dipolitisasi.
“Kekhawatirannya malah, kematian Enembe ini, digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap Jakarta,” ujar dia, menambahkan bahwa almarhum merupakan orang yang sangat populer di kalangan masyarakat Papua.
Poltak mengatakan bahwa Enembe telah berhasil merebut hati rakyat Papua dengan penggunaan dana otonomi khusus yang royal mengucur ke pribadi-pribadi.
“Bahkan ada kabar dana otonomi khusus Papua ini mengalir juga ke kelompok kriminal bersenjata (KKB),” ujar dia.
KKB adalah istilah yang digunakan aparat keamanan Indonesia untuk melabeli kelompok separatis bersenjata Papua.
Dikutip dari media lokal Jubi, panitia duka memastikan pemakaman Enembe ditunda hingga Jumat (29/12) karena banyaknya iring-iringan pengantar jenazah.
Sebelumnya, pemakaman direncanakan pada Kamis sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Namun hingga waktu yang ditentukan, jenazah belum juga tiba di rumah duka, di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri dalam siaran pers yang diterima BenarNews mengatakan total ada 14 orang korban dari kericuhan pengantaran jenazah Enembe.
Selain penjabat gubernur, delapan aparat keamanan dan lima warga masyarakat juga terluka. Di samping itu, ada satu mobil dibakar, lima kendaraan rusak berat, tiga bangunan dan sekitar 25 rumah rusak.
“Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun, yang turut menjadi korban luka, dinyatakan stabil, namun akan menjalani pengobatan lebih lanjut di Jakarta,” ujar Fakhiri.
Fakhiri menyatakan kekecewaannya atas kejadian tersebut. Dia berharap masyarakat menunjukkan rasa duka dengan cara yang benar tanpa merugikan atau mengganggu keamanan serta kenyamanan masyarakat lainnya.
"Kami memberikan toleransi selama pengantaran jenazah, namun jika terjadi aksi lanjutan setelah pemakaman, kami tidak akan segan untuk melakukan tindakan tegas," ujar dia.
Pizaro Gozali Idrus berkontribusi dalam artikel ini.