Polisi Berhasil Identifikasi Satu Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
2021.01.11
Jakarta
Polisi berhasil mengidentifikasi seorang korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ-182 melalui kecocokan potongan tubuh yang ditemukan dengan data kependudukan, demikian juru bicara kepolisian, Senin (11/1).
Penyebab dari jatuhnya pesawat Boeing 737-524 pada hari Sabtu belum diketahui, tapi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga pesawat hancur setelah menabrak air, mengesampingkan kemungkinan adanya ledakan di udara.
Korban bernama Okky Bisma (29) diidentifikasi melalui jari tangan kanannya yang masih baik dan dicocokan dengan data perekaman KTP elektronik Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Rusdi Hartono.
“Data telunjuk kanan e-KTP dibandingkan dengan sampel telunjuk kanan yang kami temukan di body part dan hasilnya identik,” kata Rusdi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. “Kami temukan 12 titik kesamaan dan cukup pastikan bahwa ini orang sama.”
“Masih ada proses yang berjalan, yang jelas keluarga korban sudah kami beritahu,” ujarnya.
RS Polri sampai Senin sore telah menerima 17 kantong jenazah berisi potongan tubuh korban Sriwijaya Air SJ-182 dan 53 sampel DNA keluarga korban.
Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri, Brigjen Hudi Suryanto mengatakan walau tidak utuh, proses identifikasi korban bisa dimaksimalkan melalui penemuan gigi hingga pakaian yang digunakan.
“Kalau jenazah, kami tidak dapat pastikan berapa (jumlahnya), karena ini body part tidak ada yang utuh. Tapi proses identifikasi bukan hanya dari sidik jari, tapi bisa juga properti yang dipakai, DNA, atau identitas lain misal gigi,” kata Hudi dalam konferensi pers yang sama.
Kepala Bidang Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi menambahkan tim akan berusaha semaksimal mungkin tanpa batasan waktu untuk mengidentifikasi setiap potongan tubuh yang diserahkan ke rumah sakit.
“Kami meminta kesabaran dari keluarga korban dan masyarakat lainnya, jangan sampai kita diburu malah salah,” kata Fauzi.
Kepada keluarga korban, Kementerian Sosial memastikan pihaknya telah menyiapkan program pemulihan trauma yang bisa ditemui di posko-posko korban Sriwijaya Air SJ-182 seperti di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
“Kami sudah perintahkan kepada Kemensos dan Dinsos untuk menyiapkan trauma healing untuk keluarga korban yang ditinggalkan. Kalau ada keluarga korban di daerah, kami akan datangi, seperti di Pontianak,” kata Risma saat melakukan kunjungan ke posko Sriwijaya Air di bandara Tangerang.
Sriwijaya Air SJ-182 jatuh kurang dari lima menit setelah lepas landas dari bandara di Cengkareng menuju Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (9/1).
Kementerian Perhubungan menyebut pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru--enam di antaranya adalah kru aktif. Adapun penumpang terdiri dari 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Ketua KNKT Soerijanto Tjahjanto mengatakan kuat dugaan bahwa pesawat pecah setelah menabrak air karena serpihannya mengumpul di satu titik, dengan lebar sekitar 100 meter dan panjang 300 meter.
"Iya, bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto kepada Kompas TV.
"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal…,” ujarnya, “hancurnya natural karena benturan ke air.”
Pencarian hari ketiga
Sejumlah potongan tubuh dan 37 potongan pesawat ukuran besar dan kecil berhasil ditemukan tim pencarian gabungan di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, sebut Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Bagus Puruhito.
“Hari ini dapat 27 kantong jenazah, sehingga total berjumlah 45 kantong jenazah dari pencarian sebelumnya,” kata Bagus, di Posko Terpadu JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin malam.
Pada pencarian hari ketiga ini TNI AL menerjunkan 160 personel dari Komandan Pasukan Katak (Kopaska) hingga Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Bagus mengatakan, fokus pencarian Basarnas akan tetap kepada korban sementara operasi pengangkutan bagian penting pesawat termasuk kotak hitam (black box) yang memuat rekaman percakapan terakhir pilot sebelum kecelakaan akan dilakukan tim gabungan TNI-Polri.
“Personel secara bergantian diatur di tempat lokasi penyelaman,” kata Kepala Staf AL Laksamana Yudo Margono, Senin.
Pada Minggu (10/1), Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan tim pencari gabungan telah berhasil menemukan lokasi kotak hitam berdasarkan dua sinyal yang ditangkap oleh tiga alat pencari (pinger locator) milik KNKT.
Pada hari yang sama, potongan mesin (turbin) dari pesawat SJ-182 seberat ratusan kilogram berhasil diangkat dari dasar laut.
Adapun fokus wilayah pencarian kotak hitam telah dipetakan ke satu titik utama pada KRI Rigel merujuk pada hasil analisa dua sinyal yang ditangkap sebelumnya, lanjut Yudo.
Untuk mempercepat pencarian, Yudo mengatakan TNI AL menerjunkan enam kapal perang tambahan yang semula ditujukan untuk latihan di Kepulauan Natuna.
“Saat ini ada 14 KRI yang kita libatkan. Yang kemarin itu 8 KRI, tetapi yang 6 tambahan unsur yang akan melaksanakan latihan di Natuna tapi saya tunda, batalkan untuk operasi kemanusiaan kali ini,” tukasnya.