Skandal Miss Universe Indonesia picu kemarahan, kekhawatiran atas pemberdayaan perempuan

Lisensi organisasi penyelenggara Indonesia dicabut karena dinilai tidak penuhi standar etika.
Tria Dianti
2023.08.18
Jakarta
Skandal Miss Universe Indonesia picu kemarahan, kekhawatiran atas pemberdayaan perempuan Kontestan Miss Universe Indonesia Priskila Ribka Jelita (kanan) berbicara didampingi ibunya, Maria Napitupulu, pada 15 Agustus 2023.
AP

Mereka bermimpi menjadi duta bangsa di panggung dunia dan dinobatkan sebagai ratu sejagat. Namun bagi sebagian perempuan yang berlaga di kontes Miss Universe Indonesia awal bulan ini, angan-angan itu kini adalah mimpi buruk.

Tujuh dari 30 finalis kontes Miss Universe Indonesia telah mengajukan pengaduan pelecehan seksual kepada polisi, dengan tuduhan bahwa penyelenggara memaksa mereka melepas pakaian dan difoto.

Skandal tersebut telah memicu protes dan perdebatan publik tentang hak dan martabat perempuan di Indonesia, negara mayoritas Muslim dimana kontes kecantikan adalah ajang yang populer namun kontroversial.

Beberapa aktivis mengatakan kontes kecantikan bisa memberdayakan perempuan jika tidak difokuskan hanya pada fisik. Yang lain mengatakan lomba seperti itu tidak baik dan bertentangan dengan budaya Indonesia.

“Kontes kecantikan bisa menjadi cara untuk memberdayakan perempuan, asalkan fokus pada kreativitas, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, bukan hanya kecantikan fisik,” kata Dwi Rubiyanti Khalifah, perwakilan dari Asia Muslim Action Network (AMAN), sebuah jaringan regional dari kelompok hak-hak perempuan.

Dia mengatakan ada banyak cara untuk mengekspresikan pemberdayaan perempuan dan penting untuk memastikan bahwa perempuan tidak dieksploitasi dalam kontes kecantikan.

“Setiap kontes yang melanggar prinsip-prinsip ini harus dikutuk,” katanya.

Melissa Anggraini, pengacara para korban, mengatakan kliennya terkejut dan terhina dengan perlakuan yang mereka terima pada 1 Agustus, dua hari sebelum grand final acara tersebut.

“Sebenarnya korbannya sendiri itu dari keterangan yang kami dapatkan 30 orang. Artinya 30 orang ini semuanya adalah finalis kontestan Miss Universe Indonesia (menjadi korban),” ujarnya kepada BenarNews.

“Dari 30 orang tidak semua yang difoto. Berdasarkan yang saya dengar ada lima orang yang difoto di bagian yang ada selulit, tato, scars,” kata Melissa.

Melissa mengatakan kontestan tidak diberi tahu bahwa body check adalah bagian dari kriteria penjurian dan tidak ada dalam agenda kegiatan Miss Universe Indonesia. Namun demikian, peserta tidak punya pilihan selain mematuhinya.

Pengacara Mellisa Anggraini, yang mewakili para korban dugaan pelecehan seksual atas kontestan Miss Universe Indonesia, berbicara kepada wartawan di Mapolres Jakarta, 14 Agustus 2023. [Tatan Syuflana/AP]
Pengacara Mellisa Anggraini, yang mewakili para korban dugaan pelecehan seksual atas kontestan Miss Universe Indonesia, berbicara kepada wartawan di Mapolres Jakarta, 14 Agustus 2023. [Tatan Syuflana/AP]

"Ada beberapa yang memilih diam"

Salah seorang finalis, Lola Nadya, mengatakan dia dilecehkan secara verbal ketika disuruh bertelanjang dada.

"Dan bukan saya saja tapi ke-30-30nya,” katanya dalam podcast YouTube Deddy Corbuzier, terkait keharusan menjalani pemeriksaan tubuh, termasuk pemenang ajang itu, Fabienne Nicole.

Namun kata Lola, tidak seperti dirinya, "ada beberapa yang memilih untuk diam.”

Pelecehan juga diakui dialami oleh finalis lainnya, Priskila Ribka Jelita, saat diwawancarai oleh Associated Press.

“Ketika mereka meminta saya untuk membuka bra saya… saya terkejut! Tapi saya tidak bisa bicara atau menolak," katanya, "ketika saya mencoba menutupi payudara saya dengan tangan, saya malah dimarahi dan dibentak.”

Saya benar-benar bingung, gugup, dan terhina, terutama ketika saya disuruh mengangkat kaki kiri saya di kursi,” kata Priskila.

Sal Maria, ibu dari salah satu korban, mengatakan sangat marah ketika mengetahui tentang apa yang terjadi pada putrinya.

“Saya ingin pelaku dihukum seberat-beratnya, bukan hanya dicabut izinnya,” ujarnya kepada BenarNews.

Pemenang Miss Universe Indonesia 2023, Fabienne Nicole, memecah kesunyiannya atas kontroversi tersebut dalam sebuah postingan Instagram pada Kamis malam, menyusul tekanan dari masyarakat Indonesia di media sosial untuk angkat bicara.

“Anda mungkin telah melihat ketidakaktifan saya belakangan ini di media sosial, tetapi ini tidak berarti saya diam di kehidupan nyata. Saya sangat prihatin dengan peristiwa yang telah terjadi dan telah menggunakan waktu untuk mencernanya dengan hati-hati,” tulisnya dalam Instastory.

Fabienne mengatakan dia tidak mentolerir segala bentuk pelecehan seksual dan selalu percaya bahwa kontes kecantikan memiliki dampak yang luar biasa di dunia.

“Sejak kecil, saya bermimpi menjadi bagian dari Miss Universe, sebuah organisasi yang memiliki visi dan misi untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan memberdayakan perempuan, dan itulah yang ingin saya lakukan,” ujarnya.

Sebagian kontestan tampil di panggung Miss Universe ke-71 di New Orleans, Louisiana, Amerika, 14 Januari 2023. [Jonathan Bachman/Reuters]
Sebagian kontestan tampil di panggung Miss Universe ke-71 di New Orleans, Louisiana, Amerika, 14 Januari 2023. [Jonathan Bachman/Reuters]

Putuskan hubungan dengan penyelenggara Indonesia

Organisasi Miss Universe, yang dimiliki oleh Endeavour Group Holdings, sebuah perusahaan hiburan Amerika, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi bekerja sama dengan pemegang lisensi kontes tersebut di Indonesia, PT Capella Swastika Karya.

Endeavour Group berencana untuk meninjau perjanjian, kebijakan, dan prosedur waralaba dari organisasi itu untuk mencegah insiden serupa.

“Dari apa yang telah kita ketahui terjadi di ajang Miss Universe Indonesia, menjadi jelas bahwa waralaba ini tidak memenuhi standar, etika, atau harapan dari brand kami,” kata organisasi yang berbasis di California itu dalam tweetnya.

Penyelenggara Miss Universe Indonesia dan direktur nasionalnya, Poppy Capella, membantah terlibat atau mengetahui, dengan mengatakan bahwa pemeriksaan tubuh dilakukan oleh pihak ketiga.

Poppy dan organisasi yang dipimpinnya mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan “segala bentuk kekerasan atau pelecehan seksual” dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menangani kasus ini.

Ajang kontes kecantikan di Indonesia kerap diwarnai kontroversi.

Pada tahun 2013, Indonesia menjadi tuan rumah kontes kecantikan internasional yang pertama, Miss World, di tengah perlawanan sengit dari kelompok-kelompok Islam garis keras, seperti Front Pembela Islam (FPI), yang menyebut ajang itu sebagai “kontes pelacuran” dan “acara pornografi” yang melanggar nilai-nilai Islam.

FPI kala itu mengancam akan mengganggu penyelenggaraannya dengan mengerahkan ribuan pengunjuk rasa.

Pihak penyelenggara berusaha meredam protes dari FPI dengan membatalkan sesi penjurian peserta dalam bikini dan mengubahnya dengan pakaian pantai. Selain itu pemerintah juga memindahkan lokasi acara yang semula di Jakarta ke Bali dengan penjagaan ketat aparat keamanan.

Walaupun akhirnya acara itu berjalan lancar, sejumlah pihak mengkritik pemerintah yang dinilai tunduk pada tekanan kelompok garis keras.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.