Densus 88 Tangkap 4 Orang di Klaten Terkait Bom Solo
2016.07.25
Klaten

Mujiyono (40) tidak pernah menyangka jika selama enam bulan terakhir dia bertetangga dengan tersangka militan. Ia tak menaruh curiga pada Nur Rohman, dan juga empat orang lainnya yang pada hari Sabtu lalu ditangkap oleh polisi karena diduga terlibat dalam teror bom bunuh diri di Mapolresta Solo, 5 Juli lalu.
“Mereka baik-baik saja dengan warga, menyapa jika berpapasan, ikut dalam kegiatan kemasyarakatan, tak ada yang aneh,” tutur Muji kepada BeritaBenar, Sabtu, 23 Juli 2016.
Karenanya, Muji dan warga lain sempat terkejut saat melihat foto pelaku bom bunuh diri tersebut adalah sosok Nur yang mereka kenal sebagai pekerja peternakan ayam di kampung mereka di Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Saya dan mungkin warga di sini belum begitu kenal dengan Nur karena baru beberapa bulan kerja di peternakan. Tapi saat melihat foto pelaku bom bunuh diri, kami yakin itu orang yang pernah bekerja di peternakan,” ujar Muji.
Saat Sabtu lalu pasukan Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) menangkap W dan istrinya ZB, pemilik peternakan ayam seluas hampir 1 hektar tersebut, dan juga beberapa pekerjanya, warga mengaku tidak begitu terkejut.
Ketika tim gabungan kepolisian yang terdiri dari tim Gegana dan INAFIS menggeledah peternakan, warga telah menduga itu ada hubungannya dengan bom bunuh diri di Mapolresta Solo.
Pasangan suami istri
Camat Tulung, Rohmad Sugiarto menuturkan Sabtu pagi, ia secara tak sengaja menyaksikan penangkapan W dan ZB. Saat itu, mereka terburu-buru memarkir sepeda motor di rumah warga di samping kantor kecamatan.
W dan ZB membawa seorang anak masih kecil, berlari untuk bersembunyi ke bangunan kantor kecamatan. Tidak berapa lama, datang dua mobil. Beberapa polisi berpakaian preman dari mobil mengarah ke lokasi persembunyian W dan ZB. Mereka ditangkap, tanpa perlawanan.
“Saya hanya tahu mereka pemilik peternakan ayam yang berjarak 2 kilometer dari sini. Saya tak tahu jika mereka punya hubungan dengan aksi terorisme,” ujar Rohmad kepada BeritaBenar.
Tim Densus kemudian menangkap AS, salah seorang pekerja di peternakan ayam tersebut, saat pulang dari tempat kerjanya ke rumahnya di Desa Sorogaten, Tulung, Klaten. Istrinya, BR, juga ikut dibawa Densus 88 untuk dimintai keterangan. Tapi kemudian, BR dilepaskan.
Kapolsek Tulung, Ajun Komisaris Parmo Bin Muhtarom mengaku ada empat warga ditangkap, Sabtu pagi. Mereka diduga terkait dengan kasus bom bunuh diri Solo yang dilakukan Nur, sehari menjelang Idul Fitri.
“AS diketahui kakak kandung Nur Rohman. Tapi saya tidak tahu apa peran mereka dalam bom bunuh diri Solo,” tutur Parmo.
Selain W, ZB dan AS, dua pekerja peternakan ayam berinisial S dan AB sempat ditangkap oleh Densus 88. Tetapi kemudian dilepaskan karena tidak memiliki kaitan apapun dengan bom bunuh diri Solo, jelas Parmo.
Pada hari yang sama di lokasi berbeda, Densus 88 menangkap seorang lagi yang diduga punya kaitan dengan bom bunuh diri Solo berinisial CBS. Dia ditangkap di Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Klaten.
Tak ditemukan keanehan
Parmo menuturkan sebelum melakukan bom bunuh diri, Nur tinggal bersama kakak tertuanya AS di Sorogaten, Tulung. Nur bekerja di tempat yang sama dengan kakaknya di peternakan ayam milik W dan ZB itu.
Hal itu baru diketahui setelah terjadi penangkapan W, ZB, AS dan CBS karena sebelumnya menurut Parmo tidak ditemukan keanehan apapun.
Bahkan saat patroli rutin melewati peternakan, tak pernah sekalipun melihat Nur, padahal sudah berstatus buron setelah gagal ditangkap Densus di Bekasi, Jawa Barat, Desember 2015.
Saat digeladah polisi yang disaksikan tokoh masyarakat setempat, ditemukan gubuk berukuran sekitar 3 x 6 meter di areal peternakan yang diduga menjadi tempat tinggal sementara Nur. Polisi juga menyita sarung, bantal, botol-botol kosong dan serbuk berwarna putih.
Sebelumnya, Selasa, 19 Juli, Densus 88 juga menangkap HAS, seorang warga saat melintas di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia diketahui meminjam motor untuk dipakai Rohman saat melakukan bom bunuh diri yang melukai seorang polisi.
Meskipun kasus bom bunuh diri Solo yang dilaporkan polisi terkait ISIS itu telah dihentikan pengusutannya karena pelaku tewas di tempat, polisi tetap melakukan pengembangan untuk membongkar jaringan terkait Nur.
Polisi menyatakan Nur ialah anggota kelompok Arif Hidayatullah alias Abu Mushab yang diyakini masih sejaringan dengan Bahrun Naim, yang menurut polisi adalah otak serangan teror di Thamrin, Jakarta, Januari lalu.
Sementara Mushab berhasil ditangkap pada Desember 2015, Nur yang diketahui piawai membuat bom, berhasil lolos, sebelum akhirnya tewas dalam peledakan bom bunuh diri Mapolresta Solo.