Pakar: Konflik Taliban dan ISIS Dapat Menarik Militan Asia Tenggara ke Afghanistan

Analis sebut militan senang bergabung ke wilayah konflik yang melibatkan Muslim, meyakini mati sahid jalan terbaik ke surga.
Kusumasari Ayuningtyas
2022.04.07
Klaten, Jawa Tengah
Pakar: Konflik Taliban dan ISIS Dapat Menarik Militan Asia Tenggara ke Afghanistan Tentara Taliban tampak berkumpul menjaga pos pemeriksaan di sebuah jalan di Kandahar, Afghanistan, 15 Maret 2022.
AFP

Pejabat dan pengamat kontra-terorisme memperingatkan sekaligus mewaspadai pergerakan militan pendukung Taliban dan Negara Islam (ISIS) ke Afghanistan untuk berperang bersama mereka.

Meski Taliban yang saat ini memegang kekuasaan di Afghanistan telah menyatakan tidak akan membiarkan kelompok teroris berada di negara mereka, tetapi ada kelompok lain yang juga memiliki wilayah otoritasnya sendiri, kata Nasir Abbas, mantan anggota senior kelompok terlarang Jemaah Islamiyah (JI).

“Bagi pengikut JI, kapanpun mereka mendengar adanya konflik di satu wilayah yang menimpa umat Muslim, mereka akan selalu ingin bergabung,” kata Nasir dalam sebuah webinar Rabu (6/4).

“Mereka ini mencari mati sahid, karena mereka percaya itu jalan terbaik untuk ke surga,” tambahnya.

Meski Taliban telah menutup pintu masuk dan menjaga ketat daerah perbatasan dengan Afghanistan setelah mengambil alih kekuasaan selepas kepergian pasukan AS tahun lalu, Nasir mengingatkan ada wilayah-wilayah yang tidak berada di bawah kendali mereka.

Wilayah Panjshir Valley berada di bawah kendali Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud yang seorang politisi sekaligus pemimpin pasukan Mujahidin yang bertentangan dengan Taliban.

Selain itu, ada juga wilayah yang dikuasai oleh ISIS di Provinsi Khorasan, atau IS-KP.

Militan JI yang sudah tidak memiliki afiliasi apapun dengan al-Qaeda maupun Taliban, hanya membutuhkan konflik sebagai alasan mereka untuk ikut berperang di Afghanistan, kata Nasir.

“Sekalipun mereka tidak bisa bergabung dengan Taliban, mereka bisa bergabung dengan kelompok lain di Afghanistan selama kelompok tersebut membuka ‘pintu’ dan membiarkan mereka masuk ke sana,” terang Nasir.

Sementara itu, pengikut ISIS di Indonesia dari kelompok seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) juga bisa terdorong untuk berangkat ke Afghanistan dengan berbagai cara yang mungkin bisa ditempuh, kata Nasir.

Pada September 2021, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan dari total 2.113 orang Indonesia yang bergabung ISIS di luar negeri, 1.251 diantaranya berada di area konflik.

Sebanyak 111 orang telah meninggal dunia, 195 orang sudah kembali, dan 556 orang dideportasi.

BNPT juga juga mengatakan ada 23 militan Indonesia di Afghanistan, 35 orang di Filipina, 21 orang berada di Suriah di penjara dan 16 orang lainnya berada di perbatasan, sedangkan 377 orang lainnya belum diketahui keberadaannya.

Filipina: Taliban gunakan proganda “kemenangan lawan kafir”

Juru bicara Tentara Militer Filipina, Lt. Colonel Jo-ar A Herrera, mengatakan pihak pemerintah Filipina menyadari bahwa propaganda terorisme di wilayah Asia Tenggara termasuk diantaranya Filipina, dilakukan secara fisik maupun virtual, baik nasional, maupun global.

Dia mengatakan konflik di Afghanistan bisa menarik pengikut kelompok militan di Filipina Selatan yang kerap melakukan penyanderaan orang asing, Abu Sayyaf, untuk bergerak.

“Pemerintahan Taliban di Afghanistan membangun narasi dan retorika yang kuat tentang kemenangan melawan orang-orang kafir,” ujarnya dalam webinar yang sama.

Abu Sayyaf dan Taliban memiliki hubungan yang kuat yang dapat menyalakan ekstremisme yang kuat serta meningkatkan sel terorisme yang sebelumnya tidak ada di Asia Tenggara.

Setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, Filipina telah repatriasi 191 warganya dari negara itu.

“Setelah misi repatriasi selesai, pemerintah Filipina harus fokus pada pencegahan perdagangan orang Filipina ke Afghanistan,” ujar Herrera.

Filipina pada 20 September 2021 juga telah mengeluarkan pengumuman tentang larangan total pengerahan orang Filipina ke Afghanistan.

Malaysia: rekruitmen online masif

Asisten direktur kepala Polisi Kerajaan Malaysia Divisi Kontra-Terorisme Bukit Aman, Normah Ishak, melihat bahwa propaganda dan rekrutmen online oleh IS di Khorasan terjadi secara masif di Malaysia.

“Sedang berlangsung propaganda dan rekrutmen online melalui platform media sosial,” kata Normah, sambil menyebut layanan pesan WhatsApp, Telegram dan media sosial seperti Facebook.

“Baiat secara online dapat diterima, cukup rekam suara Anda sendiri dan kirimkan sebagai bukti kepada pemandu Anda,” katanya.

Ada juga panduan daring tentang membuat bom rakitan, serangan spektakuler serta menciptakan kepanikan dan kekacauan, tambahnya.

Namun demikian, Normah mengatakan pengaruh ISIS mungkin tidak akan menggerakkan banyak warga Malaysia untuk pergi ke Afghanistan.

“Muslim berperang melawan Muslim, adalah sebuah hal tabu bagi warga Malaysia,” ujarnya.

Meski demikian, “Selalu siap adalah kunci untuk menjadi satu langkah di depan musuh, siapapun mereka,” ujar Normah.

Di masa perang Taliban dengan Uni Soviet yang disebut Normah dengan Taliban 1.0, terdapat 43 warga Malaysia yang berjihad ke Afghanistan. Dari jumlah tersebut, seluruhnya telah dipulangkan.

Peneliti dari Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR), Moh Taufiqurrahman, mengatakan Afghanistan belum bisa dikendalikan sepenuhnya oleh Taliban dan sangat menarik bagi para jihadis, terutama pengikut ISIS.

“Afghanistan itu salah satu wilayah ISIS yang aktif. Kendalanya saat ini semua perbatasan ditutup, tetapi mereka biasanya akan tetap bisa menemukan jalan,” ujar Taufiqurrahman kepada BenarNews.

Militan bisa menyusup melalui daerah-daerah yang berbatasan dengan Iran dan bukan tidak mungkin menyusup melalui Pakistan atau Qatar.

“Taliban ini belum memiliki perwakilan atau kedutaan, sehingga tidak memungkinkan untuk masuk ke sana secara resmi dengan menggunakan visa, sehingga kemungkinan jika mereka masuk ke sana adalah dengan cara ilegal,” terangnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.