Metode Baru Pengikut ISIS: Berangkat Sebagai Turis, Lalu “Menghilang”


2015.03.04
ID_MOELDOKO_ISIS_PREVENTION_BH_700_MARCH2015.jpg Jenderal Moeldoko berbicara di konferensi pers AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun tanggal 6 Januari, 2015.
AFP

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengungkapkan bahwa pendukung the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dari Indonesia menggunakan metode baru program wisata yang dikelola oleh biro perjalanan.

“Mereka mempunyai metode baru—mereka bergabung dengan program tur kemudian menghilang,” katanya seperti dikutip oleh Antara News tanggal 3 Maret.

Menkopolhukam juga mengatakan bahwa modus menghilangnya anggota tur dalam biro perjalanan wisata semakin banyak terjadi. Untuk mengatasi hal ini pihaknya telah berkolaborasi dengan Badan Intelijen Indonesia (BIN) dan kantor Immigrasi.

“Ada beberapa orang Indonesia yang pergi ke luar negeri lalu menghilang. Ini harus diwaspadai. Data dari BIN dan Polri terkait hal itu sudah masuk,” kata Tedjo Edhy dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri di Jakarta tanggal 3 Maret, CNN Indonesia melaporkan.

Tedjo Edhy menambahkan bahwa pihaknya akan terus mengikuti perkembangan kasus-kasus ini.

“Padahal kalau tur dari agen perjalanan, kan ada waktu kembalinya. Nanti akan kami cek,” katanya.

Tedjo Edhy menambahkan bahwa meskipun situasi sekarang ini mengkuatirkan, tetapi pemerintah Indonesia belum membatasi jumlah pelajar Indonesia yang ingin belajar ke Timur Tengah.

Pendekatan kultural

Tedjo Edhy menegaskan bahwa upaya pencegahan kultural akan menjadi pilihannya, seperti yang di mandatkan oleh Jokowi.

“Pencegahan nomor satu, misalnya lewat pembinaan, agama, budaya, dan pendidikan,” katanya.

Jumlah pengikut ISIS dari Indonesia yang pergi ke Suriah semakin meningkat setiap hari. Mereka bukan saja aktif melakukan perekrutan di Indonesia tetapi juga mengancam pemerintah Indonesia.

Tanggal 24 Desember, 2014 lalu Abu Jandal al Yemeni al Indonesi – alias Salim Mubarok Attamimi, mengancam disebuh disebuah video YouTube bahwa ISIS akan membantai tentara dan polisi Indonesia atau anggota Nahdlatul Ulama (NU) yang menentang hukum Syariah di Indonesia.

"Kami menunggu kedatangan Anda di sini (di Suriah) ... Jika Anda tidak datang, kami akan datang kepada Anda. Kami akan kembali ke Indonesia untuk menegakkan Syariah Islam. Bagi mereka yang melawan, akan kami bantai satu per satu," katanya.

Menyikapi masalah ini, Moeldoko yang juga menghadiri forum Rapim mengatakan bahwa pihaknya akan terus memonitoring dan bekerja sama dengan berbagai instansi lainnya. Ia menegaskan cara untuk mencegah perkembangan ideologi ISIS dan kemungkinan kembalinya pengikut ISIS dari Suriah atau Irak. Menurutnya situasi ini harus disikapi dengan seksama.

Moeldoko setuju dengan Tedjo Edhy bahwa pendekatan budaya dan keagamaan akan menjadi prioritas Indonesia untuk mencegah banyaknya warga Indonesia yang akan pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang membantu ISIS.

“Ancaman itu nyata, tetapi kita tidak boleh takut untuk memerangi propaganda ISIS,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.