Lagi, TKW Diselamatkan dari Kepungan ISIS

Tia Asmara
2016.04.20
Jakarta
160420_ID_TKW_1000.jpg Casih binti Waan saat berada di penampungan KBRI Damaskus, Suriah, 19 April 2016.
Dok. KBRI Damaskus

Casih binti Waan mungkin tak akan bisa pulang ke tanah air jika majikannya, Tsair Bin Samalut, tidak mengirim surat permohonan pemulangan tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia itu kepada KBRI Damaskus, Desember tahun lalu.

Surat itu menerangkan Casih telah habis masa kontrak lima tahun sejak 2011. Selain itu, Deir Ezzor wilayah tempatnya bekerja dikepung tentara Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sehingga Tsair meminta bantuan KBRI mengeluarkan Casih dari kota itu.

KBRI Damaskus mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Suriah agar dapat membantu penjemputan Casih dari Deir Ezzor menggunakan fasilitas militer Suriah.

Pemerintah Suriah memerintahkan Kepala Kepolisian Wilayah Timur agar bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor untuk mengevakuasi Casih dengan menggunakan helikopter ke wilayah aman di Kota Hasakah, di Suriah timur laut.

"Saya sendirian naik helikopter tentara Suriah. Majikan tidak boleh ikut," kisah Casih kepada Pejabat Konsuler II yang merangkap pejabat Penerangan Sosial Budaya, KBRI Damaskus, AM. Sidqi, dalam siaran pers yang diterima BeritaBenar, Rabu, 20 April 2016.

Setelah diinapkan lebih satu minggu di sebuah hotel di Hasakah, Casih diterbangkan ke Damaskus. Akhirnya dia ditempatkan di penampungan KBRI Damaskus.

Rencananya, TKW asal Subang, Jawa Barat, itu akan dipulangkan pada 25 April 2016 bersama 50 orang WNI lainnya dari Suriah. Ini merupakan pemulangan gelombang ke-274 bagi WNI dari Suriah sejak negara itu diamuk perang saudara.

Tidak digaji

Sidqi mengatakan Casih belum menerima gaji selama lima tahun bekerja. Berdasarkan keterangan yang diterima KBRI, Casih digaji USD150 per bulan. Sehingga seharusnya semasa lima tahun bekerja, ia berhak menerima USD9000.

“Banyak majikan jahat di sini. Ada ribuan TKI tak dibayar. Kerja bertahun-tahun tapi tidak digaji. Apalagi sejak krisis mata uang Suriah melemah terhadap dollar. Mereka tidak bisa bayar tapi tetap mempekerjakan,” ujar Sidqi.

KBRI Damaskus kemudian berusaha mencari tahu keberadaan majikan Casih untuk menagih gaji TKW tersebut. Berdasarkan informasi jaringan intelijen Suriah, Tsair dan keluarganya dilaporkan tidak selamat di Kota Deir Ezzor.

Tsair diduga dibunuh tentara ISIS karena ia bekerja sama dengan tentara Suriah dalam menyelamatkan Casih keluar dari Deir Ezzor.

“Mereka ditangkap ISIS karena kalau sudah ketahuan bekerjasama dengan tentara Suriah, (mereka) dianggap musuh oleh ISIS,” ujar Sidqi.

Sejak perang saudara meletus di Suriah, Deir Ezzor merupakan medan perang paling berat antara Angkatan Bersenjata Suriah dengan pemberontak Free Syrian Army (FSA), ISIS, serta Jabhat Al-Nusra.

ISIS telah menguasai hampir 80 persen wilayah Provinsi Deir Ezzor sejak tahun 2014 dan sisanya 20 persen dikuasai Pemerintah Suriah, yakni kawasan di sekitar Pangkalan Militer dan Kota Deir Ezzor.

Mei 2015, militan ISIS berhasil memotong jalur suplai yang tersisa untuk kota Deir Ezzor. Sejak kota ini dikepung ISIS, kebutuhan penduduknya hanya dapat dipasok melalui udara dengan menggunakan helikopter.

KBRI berharap masalah pembayaran gaji Casih dan TKW lainnya bisa diselesaikan pihak terkait.

“Adapun perihal gaji Casih, kami berharap BNP2TKI dapat mengeluarkan santunan pengganti gaji kepada Casih binti Waan sesuai peraturan yang berlaku," jelas Sidqi.

Pada pertengahan Maret lalu, KBRI juga pernah melansir kabar tentang Sri Rahayu binti Masdin Nur – seorang TKW asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang berhasil diselamatkan dari Kota Raqqah.

Sri Rahayu mengaku menyaksikan kekejaman ISIS berkali-kali. Suatu hari, ketika ke pasar Raqqah, dia melihat kepala-kepala manusia dijajar di pinggir jalan setelah dipenggal.

Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan masih ada sekitar 1.100 WNI yang terjebak di Suriah.

Ratusan dari mereka diyakini telah bergabung dengan tentara ISIS dan sebagian lagi memilih bertahan karena alasan pekerjaan.

Jumlah itu tersebar di beberapa wilayah, seperti Aleppo, Deir Ezzor, dan Damaskus.

Iqbal merinci sejak awal 2012 hingga saat ini Kemlu telah memulangkan lebih dari 12.200 orang dari total estimasi 12.572 WNI di Suriah.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.