Para Pemimpin Asia Mengutuk Tragedi Orlando

Staf BeritaBenar
2016.06.13
Washington DC
160613-orlando-reax-620.jpg Anggota komunitas LGBT di Thailand meletakkan lilin di depan Kedutaan Besar AS di Bangkok dalam acara mengenang penembakan massal di sebuah klub malam gay di Orlando, Florida, AS, 13 Juni 2016.
AFP

Pemimpin dari negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara bersatu dalam mengecam penembakan yang terjadi di sebuh klub malam komunitas gay di Florida yang menewaskan 50 orang yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang diduga terinspirasi oleh ideologi radikal Islam.

Para pejabat dan pemimpin dari negara-negara Asia yang mewakili empat negara dengan penduduk Muslim yang besar – Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh, serta Malaysia dan Thailand mengirim bela sungkawa mereka terhadap rakyat Amerika atas pembunuhan di Klub Pulse di Orlando.

"Saya mengutuk tindakan pengecut teroris ini sedalam-dalamnya dan menegaskan kembali kebijakan pemerintahan saya yang ‘zero tolerance’ terhadap segala bentuk kekerasan terorisme dan ekstremisme," kata Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, hari Senin melalui sekretaris persnya, Ihsanul Karim.

"Mari kita lipatgandakan usaha kita bersama untuk memberantas ancaman kebencian di masyarakat kita yang cinta damai ini," tambah Hasina, yang pemerintahnya pada hari Jumat melancarkan aksi pemberantasan nasional terhadap kelompok-kelompok militan Islam yang dicurigai, setelah terjadinya rangkaian pembunuhan yang menargetkan jurnalis berhaluan sekuler, pemeluk agama minoritas, dan kaum minoritas lainnya.

Salah seorang korban dalam serangan di Bangladesh itu termasuk seorang aktivis pembela hak asasi kaum gay, Xulhaz Mannan, seorang editor majalah mengenai Lesbian, Biseksual, Gay dan Transgender (LGBT) pertama di Bangladesh, yang dibunuh bersama pria lain oleh tersangka ekstremis Islam di Dhaka pada 25 April. Sejak pembunuhan tersebut kaum LGBT di Bangladesh harus bersembunyi karena takut anggotanya menjadi target dalam serangan lebih besar berdasarkan homophobia.

"Pemerintah dan rakyat saya bahu-membahu dengan rakyat Amerika dalam masa sulit ini, dan memperbarui komitmen kami untuk bekerja sama dengan Amerika sebagai mitra dalam melawan terorisme dan ekstremisme yang telah menjadi ancaman peradaban manusia," kata Hasina, yang belum secara resmi mengutuk pembunuhan Xulhaz Mannan.

Pelaku dalam penembakan Orlando yang tewas dalam insiden itu, diidentifikasi oleh pejabat Amerika Serikat (AS) sebagai Omar Mateen (29), warga negara Amerika keturunan Afghanistan. Ia dilaporkan melakukan sumpah setia kepada kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam panggilan telepon 911 sesaat sebelum melakukan serangan yang juga melukai 53 orang lain di klub malam itu pada Minggu dini hari waktu setempat.

ISIS, melalui media propagandanya, Aamaq, mengatakan bertanggung jawab atas serangan di Orlando - serangan yang paling mematikan dalam sejarah AS, seperti dilaporkan media AS -CBS News, tapi masih belum jelas apakah Omar Mateen langsung terkait dengan kelompok ekstremis yang berbasis di Timur Tengah itu.

“Saya merasa sangat sedih, marah, dan shock atas penembakan di Orlando. Saya merasa, sebagai seorang gay dari Indonesia – negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia- tempat seperti klub gay adalah tempat yang aman buat kita sesama gay berkumpul dan bersosialisasi. Tapi dengan insiden ini kami sebagai kelompok LGBT merasa tidak aman lagi,” kata Adamo Conners (32), warga Indonesia yang bekerja sebagai seorang perawat di Washington DC, kepada BeritaBenar.

“Insiden ini mengingatkan saya bahwa perjuangan kami sebagai komunitas LGBT masih panjang,” tambahnya, “saya sangat marah kepada pelaku; tanpa memandang suku, agama, atau ras dari siapapun yang berada di balik peristiwa tragis ini.”

‘Ajaran Islam yang disalahtafsirkan’

Pejabat Amerika menyatakan serangan tersebut sebagai aksi teroris dan kejahatan yang disebabkan oleh kebencian yang menargetkan sekelompok orang karena orientasi seksual mereka, dan mengatakan pelaku tampaknya telah dipengaruhi oleh ideologi Islam radikal yang disebarkan secara online.

“Pada tahap ini kita belum memperoleh bukti jelas bahwa ia telah diperintah dari luar. Tapi terlihat bahwa pada menit terahir ia menyatakan sumpah kesetiaan kepada ISIL, tapi sejauh ini belum ada bukti bahwa ia diarahkan oleh ISIL. Dan pada tahap ini belum ada bukti langsung bahwa dia adalah bagian dari plot yang lebih besar ...,”kata Presiden AS Barack Obama kepada para wartawan di Ruangan Oval, Gedung Putih, hari Senin, menggunakan akronim lain untuk ISIS.

“Pada akhirnya, ini adalah sesuatu yang harus kita hadapi - memastikan bahwa walaupun kita akan terus memberantas ISIL dan organisasi ekstremis lainnya di luar negeri ... salah satu tantangan terbesar yang akan kita hadapi adalah propaganda semacam ini dan ajaran Islam yang disalahtasfsirkan yang kita lihat disebarkan di Internet, dan kemampuan untuk mencekoki pikiran dari individu yang bermasalah atau lemah, yang memotivasi mereka untuk mengambil tindakan melawan rakyat Amerika Serikat dan orang-orang lainnya di berbagai penjuru dunia, dengan tragis, "tambah Presiden, menurut transkrip yang dirilis oleh Gedung Putih.

‘Kanker radikalisasi’

Di India dan Pakistan, dua negara yang melarang hubungan antara kaum gay, perdana menteri kedua negara menyuarakan keterkejutannya atas pembunuhan di Florida.
"Shock atas penembakan di di Orlando, Amerika Serikat. Pikiran & doa-kepada keluarga korban dan korban yang terluka, "kata Perdana Menteri India Narendra Modi melalui Twitter.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk tindakan itu sebagai "hanya representasi lain dari kanker radikalisasi –dimana kami berjanji akan kami lawan selama hidup kami".
Penembakan di Florida “melawan setiap prinsip pluralisme, toleransi dan kemanusiaan. Ini tidak mewakili keinginan mayoritas Muslim," demikian diberitakan radio pemerintah Pakistan mengutip kata Perdana Menteri Sharif, hari Senin.

‘Kematian yang tidak bisa diterima akal sehat’

Di tempat lain, para pejabat dan pemimpin dari Indonesia, Malaysia dan Thailand mengeluarkan pernyataan serupa.
"(Kami merasa) ngeri oleh penembakan di Orlando. Doa kami untuk keluarga & teman-teman korban. Islam mengutuk pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah,"demikian Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam pesan twitternya.

Namun, menurut Associated Press, beberapa warga Malaysia memposting pesan di media sosial yang menyuarakan persetujuan atas serangan itu karena korban adalah "orang-orang berdosa", namun secara cepat pesan tersebut dikutuk oleh rekan mereka lainnya.

Di Jakarta, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "Indonesia mengutuk insiden penembakan Orlando. Kami menyampaikan simpati kami yang mendalam kepada keluarga korban, pemerintah, dan rakyat Amerika Serikat," seperti dikutip Kantor Berita Antara.

Tapi Fahri Hamzah, wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat dalam twitternya mengatakan “Tragedi kemanusiaan akibat #LGBT sudah terlalu kasat mata... #OrlandoNightclubShooting.

Sementara itu di Bangkok, Senin malam, anggota komunitas LGBT Thailand bergabung dengan Duta Besar Amerika Glyn T. Davies menyalakan lilin di luar kedutaan AS untuk mengenang korban pembantaian Florida. Malam solidaritas terhadap korban juga diadakan di kota-kota besar lainnya di seluruh dunia - dari San Francisco ke Berlin hingga Sydney dan Wellington, Selandia Baru.

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej mengirim ucapan belasungkawa kepada Presiden Obama dan rakyat AS melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh istana kerajaan.

"Ratu dan saya sangat tertekan oleh laporan penembakan brutal di klub malam di Orlando, yang mengakibatkan kematian yang tidak bisa diterima akal dan penderitaan bagi begitu banyak orang yang tidak bersalah,” demikian pesan Sang Raja.

Ika Inggas di Washington, Kamran Reza Chowdhury di Dhaka, Rohit Wadhwaney di Jaipur, India, Razlan Rashid di Kuala Lumpur, Pimuk Rakkanam di Bangkok and Nurdin Hasan di Banda Aceh ikut berkontribusi dalam laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.