Gadjah Mada Membuka Sekolah Kebangsaan Untuk Menumbuhkan Semangat Bangsa

UGM berinisiasi menumbuhkan semangat nasionalisme dengan mendirikan sekolah yang terbuka untuk setiap civitas akademika dan masyarakat luas.

2015.03.10
150310_ID_UGM_SEKOLAH_KEBANGSAAN2_700_MARCH2015.jpg Para mahasiswa berinteraksi dengan fasilitator selama lokakarya membangun perdamaian yang diselenggarakan di Jakarta dari 14-18 Mei, 2014.
BenarNews

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) akan segera mendirikan sekolah kebangsaan dengan misi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, membela negara dan masyarakat serta menciptakan perdamaian.

Menurut Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suratman, sekolah kebangsaan di adakan dengan tujuan agar Indonesia tidak terjajah secara politik, hukum, ekonomi dan agama, Portal Harian Nasional melaporkan tanggal 10 Maret.

"Akan kami buat agar nilai-nilai karakter kebangsaan dapat diketahui oleh masyarakat," katanya.

Suratman menambahkan bahwa materi yang akan diajarkan di dalam Sekolah Kebangsaan akan di rancang secara kreatif.

Sebagai contoh, untuk mengenalkan ekonomi Indonesia, siswa akan dikenalkan dengan metode ekonomi kreatif dan kemandirian ekonomi.

Suratman menegaskan hal ini penting supaya generasi yang akan datang akan lebih mandiri secara ekonomi, Republika melaporkan.

Ia menambahkan kurikulum untuk agama juga di harapkan mampu meningkatkan toleransi antar umat beragama dan menciptakan perdamaian di Indonesia.

Suratman berkata bahwa UGM sedang menggodok desain kurikulum dengan seksama.

"Paket kurikulumnya masih kami desain karena idenya baru saja muncul. Kami targetkan Juli 2015 menjelang 17 Agustus sudah bisa dilakukan," katanya seperti dikutip oleh Portal AntaraNews tanggal 10 Maret.

Materi yang akan di ajarkan di sekolah kebangsaan akan dapat diampu oleh seluruh civitas akademika UGM.

"Siapapun semua komponen keluarga UGM dapat mengajarkan, yang penting metodenya kami samakan," lanjut Suratman.

Suratman juga berkata bahwa Indonesia sedang mengalami degradasi nasionalisme. Karena itu diharapkan sekolah kebangsaan akan dapat membantu nilai-nilai nasionalisme dalam masyarakat, Republika melaporkan tanggal 10 Maret.

Inisiatif untuk mendirikan sekolah seperti ini bukan pertamakali untuk UGM. Di tahun 2013 lalu, UGM membuka kursus singkat tentang pluralisme dan kewargaan yang diadakan oleh Pusat Studi Agama dan Kebudayaan.

Kursus ini diadakan bagi setiap individual yang berkomitmen mengembangkan dan menggabungkan teori serta praktek pluralisme.

Seorang mahasiswa UGM berkata bahwa sekolah praktis seperti kursus pluralisme dan sekolah kebangsaan adalah ide yang baik untuk membangun Indonesia.

“Saya senang karena sekolah seperti ini memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin mengembangkan kemampuan mereka. Juga bagi masyarakat luas yang mungkin tidak sempat mengeyam pendidikan di universitas,” kata Rohni Fairudin, mahasiswa UGM yang berencana akan mengikuti sekolah kebangsaan.

Rohni berharap kesempatan ini bisa membuka peluang yang lebih luas.

“Saatnya kita belajar mandiri, saling menghormati dan menunjukkan komitmen kita untuk membangun bangsa. Kita berharap sekolah kebangsaan bukan saja membangun nasionalisme tetapi juga mencegah radikalisme dan membawa nilai-nilai perdamaian dalam masyarakat,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.