Migran dari Bangladesh dan Myanmar Menemukan Tempat Berlindung Di Aceh

Oleh Nurdin Hasan
2015.05.15
BOAT_PEOPLE_PICTURE5.jpg

Seorang imigran Bangladesh tidur di rumput setelah mereka diselamatkan nelayan Aceh di Kuala Langsa, Aceh, 15 Mei 2015. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTUR4.jpg

Seorang petugas SAR Indonesia sedang mengarahkan boat nelayan yang membawa imigran gelap dari Myanmar dan Bangladesh setelah diselamatkan di Kuala Langsa, Aceh, 15 Mei 2015. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTURE1.jpg

Hasina, seorang pengungsi Muslim etnis Rohingya, menjaga tiga anaknya di tempat penampungan Kuala Langsa, 15 Mei 2015, setelah diselamatkan nelayan setempat. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTURE3.jpg

Seorang pengungsi Muslim Rohingya, Myanmar, menangis saat menelpon suaminya di Malaysia. 15 Mei 2015. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTURE6.jpg

Pengungsi etnis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh sarapan pagi di tempat penampungan sementara Gedung Olahraga (GOR), Lhoksukon, Aceh, 12 Mei 2015. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTURE_7.jpg

Para pengungsi etnis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh memanggul perbekalan yang disumbangkan warga saat tiba di lokasi penampungan di Kuala Cangkoi, Aceh, 13 Mei 2015. [BeritaBenar]

BOAT_PEOPLE_PICTURE8_.jpg

Seorang bayi etnis Rohingya, Myanmar sedang makan di Tempat Pelelangan Ikan di Kuala Cangkoi, Aceh, Kamis, 14 Mei 2015. [BeritaBenar]

Aceh_boatpeople_11.jpg

Dua petugas kesehatan sedang mengecek tujuh imigran, 14 Mei 2015. [BeritaBenar]

Aceh_boatpeople_10.jpg

Seorang anak etnis Rohingya, Myanmar, tersenyum saat bermain di lokasi penampungan di Kuala Cangkoi, 14 Mei 2015. [BeritaBenar]

Aceh_boatpeople_12.jpg

Empat staf Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) sedang melakukan proses identifikasi para pencari suaka dari Myanmar dan Bangladesh Kuala Cangkoi, 14 Mei 2015. [BeritaBenar]

Aceh_boatpeople_13.jpg

Dua petugas Imigrasi sedang memotret seorang remaja putri etnis Rohingya, Myanmar, saat melakukan proses pendataan di lokasi penampungan di Kuala Cangkoi, 13 Mei 2015.

Nelayan di Aceh, provinsi paling barat Indonesia, telah menyelamatkan 1.315 migran dari Myanmar dan Bangladesh dari dua kapal yang mengapung di Selat Malaka minggu ini.

Para migran yang diselamatkan hari Jumat mengatakan kepada BeritaBenar bahwa perahu mereka telah meninggalkan Bangladesh dua bulan yang lalu. Mereka sempat ditarik kembali ke laut oleh kapal-kapal angkatan laut Indonesia dan Malaysia ketika hendak mencapai daratan beberapa hari yang lalu.

Nelayan Aceh menemukan migran sekitar 40 mil dari pantai, termasuk perempuan dan anak-anak yang mengambang di air, kata Marzuki Ramli (45) yang ikut membantu menyelamatkan para migran.

“Orang-orang berteriak minta tolong. Kami segera menarik orang-orang dalam laut ke boat kami,” katanya.

Banyak orang melompat atau dilemparkan ke dalam air setelah sengketa antara dua kelompok migran karena berebut makanan dan minuman, para migran mengatakan kepada BeritaBenar.

Kelompok migran yang diselamatkan hari Jumat termasuk 74 perempuan dan 63 anak-anak, termasuk 30 bayi, menurut hitungan awal pejabat di Kuala Langsa, Aceh Timur.

“Untung ada nelayan Aceh membantu. Jika mereka tak datang membantu, mungkin semua kami sudah mati,” kata Muhammad Koyes, seorang pria (19) dari Bangladesh. “Kami berenang tak tentu arah dalam laut selama enam jam sebelum nelayan Aceh membantu menarik kami.”

Sebanyak 584 migran telah diselamatkan tanggal 10 Mei, mereka ditempatkan di sebuah pelelangan ikan di Kuala Cangkoi, Aceh Utara.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.