Pacu Jawi, Karapan Sapi Ala Minang

M. Sulthan Azzam
2016.08.23
Padang
Pacu-Jawi-1.jpg

Lumpur beterbangan saat joki memacu sapinya berlari. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-2.jpg

Joki berusaha mengendali sapi yang berlari kencang ke samping arena. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-3.jpg

Joki memegang ekor sapi agar berlari lebih kencang lagi. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-4.jpg

Lumpur mengepul saat joki memegang ekor sapi yang berlari kencang. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-5.jpg

Sejumlah petani menangkap dua sapi yang mengamuk. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-6.jpg

Para penonton mengitari arena pacu untuk menyaksikan tradisi usai panen. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-7.jpg

Seorang petani membawa alat pembajak sawah yang digunakan untuk pacu jawi. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Pacu-Jawi-8.jpg

Seekor sapi yang sudah dipasang alat pembajak sawah ditarik ke arena pacu. (M.Sulthan Azzam/BeritaBenar)

Usai panen merupakan saat yang ditunggu petani di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Mereka menyiapkan pesta. Bukan sembarang pesta, tapi tradisi penuh atraksi.

Atraksi turun temurun yang dipegang teguh masyarakat Minang, terutama warga Tanah Datar, adalah pacu jawi atau balapan sapi. Dalam bahasa Minang, pacu berarti lomba kecepatan, sedangkan jawi adalah sapi atau lembu.

Dalam lumpur beterbangan, joki pengendara jawi berjibaku mengontrol sapi dan penuh resiko. Karena bisa saja, sapi tidak mau berlari sesuai diinginkan atau mengamuk.

Acara tahunan ini digelar setiap Sabtu dan Minggu secara bergiliran di empat kecamatan yang ada di Tanah Datar yaitu Pariangan, Rambatan, Limo Kaum, dan Sungai Tarab. Ada 300 hingga 500 sapi yang ikut berpacu.

"Pacu jawi ialah permainan adat anak nagari untuk mempertontonkan kehebatan dan kecepatan sapi yang dikendalikan joki. Ini sekaligus pertaruhan gengsi bagi pemilik sapi," kata Gusti Asnan, sejarawan Universitas Andalas kepada BeritaBenar di arena pacu jawi, Sabtu, 20 Agustus 2016.

Pacu jawi telah jadi tradisi sejak ratusan tahun lalu. Tetapi tak jelas kapan permainan ini pertama digelar. Menurut Gusti, kebiasaan ini mulanya hanya sebagai pengisi waktu dan hiburan petani usai panen. Tapi seiring perkembangan zaman, pacu jawi sudah menjadi agenda rutin.

Berbeda dengan karapan sapi di Madura yang dilaksanakan di lintasan kering, pacu jawi digelar dalam sawah yang penuh lumpur dengan arena lintasan minimal 60 meter. Sapi dibawa ke sawah berlumpur lengkap alat pembajak sawah. Joki mengendarai sepasang sapi yang diapit peralatan pembajak sawah.

Sang joki ikut dibawa sambil memegang tali atau ekor kedua sapi agar kencang berlari.  Sepasang sapi berlari, tanpa lawan. Selain waktu tempuh lintasan serta struktur tubuh sapi, pemenang balapan adalah sapi yang paling lurus berlari tanpa sedikitpun berbelok sampai ke garis finish.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.