Dua Pekan Setelah Bencana, Warga Sulteng Bangkit

BNPB mengatakan korban jiwa mencapai lebih dari 2000 orang dan ribuan lainnya dinyatakan masih hilang.
Keisyah Aprilia
2018.10.12
Palu
Palu-1.jpg

Tim gabungan SAR melakukan pencarian korban yang tertimbun reruntuhan bangunan di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 9 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-2.jpg

Warga mengumpulkan barang yang bisa diselamatkan dari reruntuhan rumah mereka di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-3.jpg

Anak-anak memilih baju bekas di Posko Pengungsian Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-4.jpg

Warga melihat dua jenazah yang ditemukan di pesisir Pantai Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-5.jpg

Personel TNI menguburkan para korban gempa dan tsunami secara massal di Perbukitan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Palu, Sulawesi Tengah, 5 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-6.jpg

Personel TNI mengeluarkan bantuan dari pesawat Hercules Jepang di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, 6 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-9.jpg

Warga yang mengungsi melaksanakan salat Magrib berjamaah di halaman Masjid Agung Darussalam, 11 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-8.jpg

Bantuan didistribusikan dengan kapal di Desa Malei, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 8 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Palu-10.jpg

Senyuman Muhammad Dani (6), bocah yang diterjang tsunami yang kini dirawat di sebuah rumah sakit darurat di Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Reruntuhan bangunan masih terlihat jelas di sejumlah titik di ibukota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi meski gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah telah berlalu dua pekan.

Namun, tiga daerah itu tidak lagi seperti kota mati seperti saat hari-hari pertama setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter menyerang pada 28 September lalu. Aktivitas ekonomi warga telah bangkit, jaringan listrik juga sudah pulih, demikian juga jaringan internet dan telekomunikasi.

Tepat dua minggu, proses pencarian korban yang dilakukan tim gabungan SAR resmi dihentikan. Namun, “meski proses evakuasi dihentikan, personel kami masih disiagakan di sejumlah titik-titik,” kata Kepala Kantor SAR Palu, Basarano.

Ribuan orang diperkirakan masih hilang karena tertimbun lumpur akibat likuifaksi di wilayah Balaroa dan Petobo di Palu, dan Jono Oge, Sigi.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam rilisnya menyatakan hingga Jumat, 12 Oktober, jumlah korban tewas mencapai 2.090 orang, 10.679 lainnya luka berat dan 87.000 warga mengungsi.

Pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat hingga dua pekan ke depan. Sementara BNPB mengatakan dibutuhkan waktu dua tahun untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

Di tengah reruntuhan yang menjadi saksi bencana, warga yang hampir kehilangan semuanya itu, berusaha untuk bangkit. Mereka tidak sendiri, bantuan terus mengalir baik dari dalam maupun luar negeri.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.