Para perempuan lokal ikut berpartisipasi memeriahkan Festival Budaya Lembah Baliem. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Siswa dan siswi SMA YPPK Santo Thomas menggelar tarian kolosal saat pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem 2017. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Tarian mengisahkan bagaimana riwayat sebuah perkawinan antar suku memicu terjadinya perang antar mereka. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Para anggota suku dan juga sejumlah wisatawan ikut berpartisipasi memecahkan rekor dunia pelemparan sege terbanyak. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu distrik dengan membawa anak panah dan tombak menari tarian khas daerah mereka. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu suku bersiap-siap melemparkan sege. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu suku di Lembah Baliem menampilkan tarian tradisional. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Para perempuan lokal ikut berpartisipasi memeriahkan Festival Budaya Lembah Baliem. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Siswa dan siswi SMA YPPK Santo Thomas menggelar tarian kolosal saat pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem 2017. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Tarian mengisahkan bagaimana riwayat sebuah perkawinan antar suku memicu terjadinya perang antar mereka. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Para anggota suku dan juga sejumlah wisatawan ikut berpartisipasi memecahkan rekor dunia pelemparan sege terbanyak. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu distrik dengan membawa anak panah dan tombak menari tarian khas daerah mereka. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu suku bersiap-siap melemparkan sege. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Peserta dari salah satu suku di Lembah Baliem menampilkan tarian tradisional. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Para perempuan lokal ikut berpartisipasi memeriahkan Festival Budaya Lembah Baliem. (Islami Adisubrata/BeritaBenar)
Festival Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya adalah festival budaya paling tua di Tanah Papua. Tahun ini, festival ke-28 yang digelar pada 8-11 Agustus lalu berhasil memecahkan rekor dunia pelemparan tombak terbanyak dengan dilemparnya 1.350 sege (tombak kayu tradisional).
Lebih dari 1.300 laki-laki, termasuk sejumlah wisatawan, ikut melempar sege, hal yang terjadi untuk pertama kalinya sejak festival ini digelar pertama kali pada 1989.
Sekitar 50.000 wisatawan lokal dan mancanegara ikut larut dalam suka cita festival ini.
Sejatinya festival ini mempertontonkan atraksi perang tradisional yang pernah terjadi di bumi La Pago, Lembah Baliem, Jayawijaya.
Sejumlah suku di dataran Wamena dan Lembah Baliem, seperti Suku Dani, Suku Yali, dan Suku Lani datang berkumpul di lembah untuk memperagakan simulasi perang dan pertunjukan tarian tadisional.
Dengan damai, “perang” diikuti hampir 3.000 peserta dari 40 distrik di Jayawijaya. Mereka memamerkan adu kekuatan antarsuku sebagai penghormatan terhadap kekayaan budaya.
Tidak hanya melihat “perang”, pengunjung juga dihibur oleh pagelaran tari dan musik tradisional, permainan lempar rotan Puradan dan lempar tombak Sikoko, peragaan memasak, pameran kerajinan tangan, hingga berbagai lomba, termasuk balap babi.