Jasa Hapus Tato, Demi ‘Kesempurnaan Hijrah’
2017.08.31
Jakarta
Ahmad Zaki melipat kedua tangannya di dada. Dagunya diangkat. "Muka harus nyolot," katanya saat diminta berpose.
Hal itu dilakukan Zaki sebagai sindiran untuk beberapa dokter serta klinik kulit dan kecantikan yang menuding gerakan penghapusan tato gratis dengan laser yang diprakarsainya sebagai aksi ilegal.
Menurutnya, tudingan itu tak lebih dari perkara finansial semata. Musababnya, selama ini, seseorang yang berniat menghapus tato dengan laser harus mengeluarkan uang sekitar Rp1,7 juta per 10 cm jika ke rumah sakit atau klinik.
Sedangkan jika datang kepadanya, tak ada fulus yang harus dikeluarkan.
"Makanya, kami disebut merusak harga pasar," tambahnya.
Padahal, tutur Zaki, kegiatan yang ia gelar bersama rekan-rekannya di Komunitas Gerak Bareng sejak sebulan lalu sama sekali tak menghitung untung.
Baginya, ada dorongan yang lebih besar: membantu kesempurnaan hijrah menuju ke jalan yang benar, seperti apa yang diyakininya bahwa tato adalah haram dalam Islam.
Makanya, syarat yang dipatok pun tak bernilai uang. Peserta yang ingin tatonya dihapus hanya diminta menghapal Ar-Rahman, satu surat dalam Alquran.
Salah satu ayat yang diulang-ulang dalam surat tersebut adalah, “Maka, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?”
“Itu biar mereka mikir,” terang Zaki.
Sejauh ini, Zaki Cs telah menggelar aksi penghapusan tato di beberapa kota, seperti Bandung, Banyumas, Yogyakarta, dan Jakarta. Mereka juga berencana mengunjungi Surabaya.
Saat disambangi BeritaBenar di lokasi kegiatan penghapusan tato di kawasan Permata Hijau, Jakarta Barat, Selasa, 29 Agustus 2017, lima orang mengantri, menunggu dua mesin laser yang tengah digunakan.
Beberapa bertelanjang dada, menunjukkan tato-tato yang berlilit plastik bening. Lilitan plastik itu dimaksudkan agar krim anestesi yang dioleskan bisa berfungsi maksimal.