Mengusir Dingin Dengan Tembakau
2017.06.30
Palu, Indonesia
Senja itu, matahari tak tampak lagi. Cuaca di Lipu (kampung) Fyautiro, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, terasa dingin menusuk tulang. Wajar saja, karena Fyautiro berada di hutan yang terjaga kelestariannya.
Masyarakat adat di Lipu Fyautiro menghilangkan dingin saat malam dengan belbagai cara. Tapi cara paling ampuh dan sudah turun menurun mereka percayai serta lakukan dengan mengisap tembakau lipu.
Tembakau lipu adalah tembakau kampung. Tembakau ini merupakan warisan leluhur masyarakat adat Suku Tau Taa Wana di wilayah Wana Posangke. Fyautiro masuk dalam wilayah tersebut.
"Tembakau ini sudah lama ada di tanah Wana Posangke. Ini kearifan lokal yang kami pertahankan," cerita Apa Laku, seorang tokoh adat setempat, kepada BeritaBenar.
Tanaman tembakau lipu hanya hidup dan berkembang di tanah Wana Posangke. Selain tumbuh liar, ada juga yang sengaja ditanam untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Masyarakat di wilayah adat Wana Posangke, khususnya Fyautiro, menanam tembakau lipu. Selain untuk konsumsi keluarga, juga buat dibagikan kepada siapa saja yang ingin mencoba.
"Rasanya memang beda dengan tembakau lain, terutama yang banyak dijual di pasaran. Badan jadi hangat," tutur Joko, seorang warga Palu yang datang ke Fyautiro.
Selain dipercaya dapat menghangatkan badan saat dingin, tembakau itu juga menjadi penyemangat pria ketika bekerja di kebun dan masuk hutan untuk mengambil damar. Bahkan, perempuan dan anak-anak remaja ikut menghisap tembakau lipu.
"Kalau bawa tembakau lain seperti tak berasa. Tapi kalau tembakau lipu sangat berasa, sehingga kami begitu bersemangat dalam beraktivitas. Dalam hutan, asap tembakau ini bisa mengusir nyamuk dan serangga," kata Apa Hugo, seorang pemuda Fyautiro.
Sebelum dihisap, tembakau diolah secara tradisional. Setelah dipanen, daun yang sudah berwarna kekuningan dijemur kemudian dicincang-cincang, lalu dijemur kembali hingga benar-benar kering.