Ketika Perkampungan Kumuh Berubah Penuh Warna

Meski perkampungan mulai tertata, tapi belum adanya sarana pengolahan limbah rumah tangga menyebabkan warga masih membuang sampah ke sungai.
Heny Rahayu
2016.10.05
Malang
Kampung-1.jpg

Wajah perkampungan di bantaran Sungai Brantas Kota Malang, Jawa Timur, berubah setelah rumah penduduk dicat warna-warni. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-2.jpg

Seorang pengunjung berfoto selfie dengan latar kampung warna-warni. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-3.jpg

Pengunjung berfoto dengan gambar mural di dinding rumah warga. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-4.jpg

Warga berjualan makanan dan minuman ringan di depan rumahnya yang dihiasi lukisan 3D. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-5.jpg

Sejumlah pengunjung menikmati suasana kampung warna-warni. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-6.jpg

Dua pemuda menggambar mural di dinding rumah. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-7.jpg

Gambar tokoh film kartun Frozen menghiasi tembok masuk ke Kampung Tridi. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-8.jpg

Pintu keluar dari Kampung Tridi. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-9.jpg

Jalan yang sudah disemen untuk masuk ke Kampung Tridi juga dicat. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Kampung-10.jpg

Aneka gambar yang menghiasi salah satu sudut Kampung Tridi. (Heny Rahayu/BeritaBenar)

Wajah perkampungan di bantaran Sungai Brantas Kota Malang, Jawa Timur, berubah setelah rumah penduduk dicat warna-warni.

Perkampungan padat di tengah Kota Malang mulai mencuri perhatian publik setelah kawasan kumuh itu menjadi obyek wisata sejak beberapa pekan terakhir.

Pengunjung datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka berfoto selfie dengan latar kampung warna-warni atau masuk ke permukiman warga untuk melihat dari dekat.

Setiap pengunjung dikutip Rp2.000. Dana yang terkumpul digunakan untuk menjaga kebersihan kampung dan perawatan cat.

Warga setempat menyebutnya Kampung Wisata Jodipan. Tak mudah menyulap perkampungan kumuh menjadi menarik dan pusat perhatian.

Idenya bermula dari sejumlah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang untuk keperluan praktikum.

Mereka ingin mengubah daerah bantaran sungai itu, dengan menggandeng sebuah perusahaan cat untuk menyediakan bahan baku.

Para mahasiswa meyakinkan warga agar bersedia rumahnya dicat. Warga setuju kampungnya disulap dengan aneka warna.

Tak kurang dari 2,5 ton cat dihabiskan untuk mengubah kawasan kumuh itu. Sebagian tembok juga dihias gambar mural.

Meski perkampungan mulai tertata, tapi belum ada sarana pengolahan limbah rumah tangga sehingga warga masih membuang sampah ke sungai.

Seolah tidak mau kalah dengan Kampung Jodipan yang terletak di sisi selatan Sungai Brantas, warga di sebelah utara pun menata kampung mereka.

Selain rumah dicat aneka warna, para pemuda melukis tembok dengan gambar tiga dimensi atau 3D. Jadilah kampung itu kini dikenal dengan Kampung Tridi.

Pengunjung masuk ke gang-gang sempit, menerabas permukiman untuk menikmati keindahan kreativitas warga setempat, sementara warga tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka menjemur pakaian bergantungan di gang masuk rumah.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.