Semangat Menyadap Karet di Morowali Utara
2017.06.09
Palu
Di bawah mentari yang belum terik, Patwel Balende penuh semangat menuju kebun karetnya. Sesampai di kebunnya di Desa Pa’awaru, Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah itu, dia langsung bekerja membuat jalur penyadapan di pohon karet.
Senyumnya merekah saat memperhatikan lateks (getah) yang telah menjadi lum (karet mentah). Hal yang sama juga terlihat di wajah Ahmad, petani lain.
Mayoritas warga desa berpenduduk 8.402 orang itu memang berprofesi sebagai petani karet. Perkebunan karet di Morowali Utara, khususnya di Lembo Raya, masuk sejak awal 1987.
Perkebunan karet terus berkembang setelah masuknya PT Perkebunan Nusantara 23 milik negara yang sekarang menjadi PT Perkebunan Nusantara 14, awal 1990. Masyarakat diberi kesempatan mengelola perkebunan melalui tanaman plasma yang disiapkan perusahaan.
Asam garam telah dirasakan mereka yang setia menjalani profesi itu. Patwel dan warga lain pernah merasakan tahun-tahun harga lum yang tinggi. Namun, tidak sebentar pula mereka pernah sengsara.
Tahun 1994 adalah masa saat mereka harus menanggalkan perkebunan karet. Hanya segelintir warga bertahan menjadi petani karet. Alasannya bukan hasil panen tidak baik, melainkan harga jual yang rendah hingga memaksa warga beralih menjadi petani kakao dan sawit.
"Di awal-awal itu harga tinggi mencapai Rp23 ribu per kg. Setelah itu turun jadi Rp7.500 per kg hingga ke harga terendah Rp5.000 per kg. Kemudian banyak petani yang berhenti mengurus karet," kenang Patwel.
Kini warga kembali bersemangat menjadi petani karet seiring tingginya harga yakni di kisaran Rp10 ribu – Rp12 ribu per kg. Semangat mereka terkatrol dengan rencana pemerintah daerah mendirikan pabrik pengolahan.
"Sudah lama kami menginginkan ada pabrik di sini. Sekarang alhamdulillah pemerintah sudah merencanakan pembangunan pabrik itu," kata seorang tokoh masyarakat Lembo Raya, Isro’i.
Pembangunan pabrik termasuk dalam kontrak politik pasangan calon bupati dan wakil bupati Morowali Utara yang kemudian terpilih. Kini warga berharap kontrak politik itu segera terwujud.