Potret Kehancuran Pasca Tsunami

Proses pencarian korban terus dilakukan sementara warga mendapatkan pemulihan di posko pengungsian.
Keisyah Aprilia
2018.12.26
Lampung Selatan
bus.JPG

Polisi menurunkan anjing pelacak untuk membantu mencari korban tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Raja Basa, Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

suitcase.JPG

Seorang warga membawa barang yang masih bisa digunakan dari reruntuhan rumahnya di Desa Sukaraja, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

sar.JPG

Tim Basarnas mengevakuasi satu jenazah yang ditemukan tertimbun reruntuhan di Desa Way Muli, Kecamatan Raja Basa, Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

mosque.JPG

Warga mengendarai sepeda motor di depan masjid yang diterjang tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Raja Basa, Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

181226)ID_Tsunami_1000.jpg

Puing-puing rumah warga di Desa Way Muli, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Child.JPG

Seorang anak bermain balon di pokso pengungsian Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, 24 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

FOTO3_doctor.JPG

Tim medis memeriksa warga di pokso pengungsian Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, 24 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

survivors.JPG

Warga yang selamat dari tsunami beristirahat di depan sebuah kedai di Desa Way Muli, Kecamatan Raja Basa, Lampung Selatan, Lampung, 25 Desember 2018. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Hingga Rabu - hari keempat pasca Tsunami Selat Sunda, tim evakuasi masih bekerja mencari korban dari bencana yang telah menewaskan 430 orang, sementara 159 orang lainnya dinyatakan hilang, dan hampir 22.000 orang harus mengungsi.

Belum adanya sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api di Indonesia, menyebabkan tsunami yang terjadi pada Sabtu malam 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh aktivitas Anak Gunung Krakatau itu tidak terdeteksi.

Pakar dan pihak berwenang mengatakan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menyebabkan longsor yang memicu gelombang tsunami di pesisir Banten dan Lampung Selatan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kerugian fisik akibat tsunami itu meliputi kerusakan pada 924 rumah, 73 hotel dan penginapan, 434 perahu dan kapal, dan puluhan kendaraan.

Sementara proses pencarian korban masih terus dilakukan, pemerintah memberikan pemulihan kepada warga di sejumlah posko pengungsian.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.