Siswa SMAK Gelar Visualisasi Jalan Salib

Selain persiapan sejak awal Februari dan semalam karantina, para siswa juga melakukan meditasi serta puasa sebelum tampil.
Yovinus Guntur
2017.04.07
Surabaya
EASTER-1.JPG

Adegan saat orang Yahudi menghujat Yesus yang sudah disalib. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-2.JPG

Maria, ibunda Yesus, memangku jenazah putranya setelah diturunkan dari kayu salib. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-3.JPG

Maria meratapi putranya yang akan disalib. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-4.JPG

Para pengikut Yesus bersimpuh di bawah kayu salib. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-5.JPG

Proses penurunan jenazah Yesus dari kayu salib. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-6.JPG

Prosesi penyaliban Yesus. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-8.JPG

Simon dari Kirene membantu membawa salib Yesus. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

EASTER-10.JPG

Yesus terjatuh untuk kedua kali dengan latar belakang Simon dari Kirene yang membantu memanggul salib Yesus. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

Sebanyak 60 siswa SMAK Santa Maria Surabaya menggelar visualisasi Jalan Salib, Jumat, 7 April 2017. Mengambil tema pertobatan anak-anak muda, visualisasi ini diharapkan mampu membuat para siswa bisa memaknai kisah sengsara Yesus dalam menebus dosa manusia.

Para pemeran visualisasi Jalan Salib itu tak mengenakan pakaian romawi seperti umumnya, melainkan memakai kostum yang melambangkan para pejabat negara, artis, pengusaha dan militer.

Guru agama SMAK Santa Maria, Bernadette Rini Darsiani, mengatakan kostum itu sengaja dibuat beda, karena karakter kehidupan seperti sekarang, pernah terjadi pada masa Yesus hidup.

“Apa yang dialami pejabat sekarang sama seperti zaman Yesus, misalnya Pilatus yang plin plan, Herodes gila kekuasaan. Model yang seperti ini, secara tidak langsung ikut mengadili dan mencemari dunia sekarang,” ujarnya.

Untuk visualisasi Jalan Salib dalam rangka menyambut hari raya Paskah tahun ini, 60 siswa kelas 10 dan 11 sudah melakukan persiapan sejak awal Februari. Mereka juga dikarantina semalam, dan melakukan meditasi serta puasa sebelum tampil.

“Sebelum tampil, satu jam para pemeran diajak meditasi. Mereka juga berpuasa agar dapat memahami peran dan pertobatan yang sesungguhnya,” jelas Bernadette.

Eduardus Stevan Hanakin, pemeran Yesus, mengaku senang bisa memerankan Yesus. Meski awalnya sempat menolak, siswa kelas 11 ini mampu total dalam memerankan Yesus.

Dia mengaku perlu waktu sebulan untuk betul-betul memahami karakter Yesus seperti yang digambarkan dalam kitab suci.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.