Din Minimi dan 120 Anak Buahnya Menyerahkan Diri

Nurdin Hasan
2015.12.29
Banda Aceh
acehrebel_1000 Kepala Bin, Sutiyoso (berdiri, kedua dari kanan), dan Din Minimi (berdiri di sebelah kirinya) berpose dengan anggota kelompok Din Minimi di Ladang Baro, Aceh Timur, 29 Desember, 2015.
AFP

Pimpinan kelompok bersenjata yang selama ini paling diburu polisi di Provinsi Aceh, Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi (36), dan sekitar 120 anak buahnya akhirnya menyerah pada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso.

Mereka juga menyerahkan 15 pucuk senjata laras panjang terdiri dari 13 AK, sepucuk SS-1, satu pelontar granat (GLM) dan sekarung kecil amunisi. Din Minimi dan anak buahnya kini telah berkumpul bersama keluarga mereka.

Sutiyoso menyebutkan, keputusan Din Minimi ‘turun gunung’ setelah melalui proses negosiasi selama dua bulan yang dibantu Juha Christensen, seorang warga Finlandia pernah terlibat dalam menjajaki perundingan Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki pada 2005 lalu.

“Dia punya jaringan dengan mantan kombatan. Makanya saya ajak Juha membantu. Dia independen,” ujar Sutiyoso dalam konferensi pers di Lhokseumawe, Selasa siang. “Saya menggunakan soft approach sesuai perintah presiden. Selama dua bulan ini, saya inten berkomunikasi melalui telepon dengan Din Minimi.”

Din Minimi adalah seorang bekas kombatan GAM yang memilih tetap angkat senjata untuk menuntut keadilan pada Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf. Dia mulai dikenal setelah muncul sambil menenteng senjata dalam pertemuan dengan wartawan pada akhir 2013.

Zaini ialah mantan Menteri Luar Negeri Pemerintahan GAM di pengasingan sebelum tercapainya perjanjian perdamaian dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki pada 15 Agustus 2005. Sedangkan, Muzakir adalah bekas panglima tertinggi Tentara Negara Aceh (TNA), sayap militer GAM.

Juha mengaku dua pekan lalu, ia bertemu dengan Din Minimi di satu tempat rahasia di pedalaman Kabupaten Aceh Timur. Pertemuan dilakukan setelah berkomunikasi intensif dengan Din Minimi melalui jaringannya di kalangan GAM dan aktivis di Aceh.

“Ini adalah bagian proses reintegrasi mantan anggota GAM sesuai perjanjian Helsinki dan saya bekerja atas permintaan Pemerintah Indonesia. Saya sangat senang bekerja dengan Pak Sutiyoso,” ujar Juha kepada BeritaBenar.

Bersedia turun dan serahkan senjata

Menurut Sutiyoso, pertemuan dengan Din Minimi di markas kelompok bersenjata itu di pedalaman Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, Senin petang. Mereka berbicara panjang lebar. Akhirnya, Din Minimi dan anak buahnya bersedia turun gunung, Senin malam sekitar pukul 20:00 Wib.

Lalu, mereka menuju ke rumah ibu kandung Din Minimi di kawasan Kecamatan Julok yang berjarak 45 menit perjalanan mobil. Rombongan menggunakan beberapa mobil dan pick up. Pembicaraan kembali dilanjutkan di rumah ibu Din Minimi.

“Saya mengembalikan Din Minimi secara simbolik pada keluarganya. Mereka tangis-tangisan karena sudah empat tahun tak berjumpa. Saya tidur bersama mereka, tapi sebenarnya tidak tidur karena bicara terus. Saya yakinkan Din Minimi apa yang harus dilakukan yang terbaik untuk negeri ini,” ujar bekas Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Bang Yos.

Akhirnya pada Selasa pagi, kelompok Din Minimi setuju menyerahkan senjata karena “Saya bilang pada mereka, tidak mungkin tuntutan kalian dipenuhi pemerintah kalau masih menenteng senjata,” tambah Kepala BIN.

Saat prosesi penyerahan senjata, Din Minimi yang mengenakan T-Shirt loreng dipadu celana loreng dan anak buahnya menyempatkan diri berfoto bersama Sutiyoso. Tampak mereka, termasuk Sutiyoso, menenteng senjata laras panjang.

Din Minimi yang ditanya wartawan di rumah ibunya mengatakan mereka kembali ke masyarakat karena mau membersihkan diri dari penilaian negatif yang berkembang selama ini.

“Hari ini saya bukan menyerah, tapi kembali ke masyarakat untuk membersihkan diri setelah lima tahun berada dalam hutan,” katanya yang menyebutkan bahwa mereka tetap komit pada tuntutan yang selama ini diperjuangkan.

Tuntutan Din Minimi dan amnesti

Bang Yos juga meyatakan bahwa Din Minimi dan kelompoknya bukan pemberontak yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. “Dia juga bukan seorang perampok yang menyusahkan masyarakat, tidak pernah dia lakukan itu,” katanya.

“Saya yakini kelompok Din Minimi adalah kelompok yang kecewa. Mereka tidak puas dengan elit GAM di pemerintahan. Mereka merasa ditelantarkan,” tambah Sutiyoso.

Bang Yos meyakini tuntutan Din Minimi sangat wajar dan rasional karena meminta reintegrasi bekas kombatan dilanjutkan dan anak yatim piatu, korban konflik serta janda-janda GAM diperhatikan kesejahteraan.

“Mereka juga meminta KPK turun ke pemerintahan daerah. Artinya ini adalah kritik bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam pegelolaan ABPD. Kritik dia, nantinya kita buktikan saja,” tutur Sutiyoso. “Saya senang karena mereka tidak minta uang, bukan minta pekerjaan.”

Dia menambahkan terdapat tiga orang yang telah melepaskan diri dari kelompok Din Minimi. Kepada Sutiyoso, Din Minimi mengaku ketiga orang itu bukan lagi tanggung jawabnya karena tidak bisa lagi berkomunikasi.

“Yang dikhawatirkan Din Minimi adalah ketiga orang ini membuat kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat, yang mencemarkan nama baik mereka,” katanya seraya berharap ketiga orang itu segera menyerah karena “inilah penyelesaian terbaik.”

Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Aceh beberapa kali menyatakan Din Minimi dan kelompoknya sebagai pelaku tindakan kriminal di Aceh seperti perampokan dan penculikan. Mereka juga dituding dalang penculikan dan pembunuhan dua intel TNI pada Maret lalu.

Sejak pembunuhan kedua anggota TNI, pasukan polisi dibantu tentara meningkatkan operasi perburuan terhadap kelompok bersenjata Din Dimini. Beberapa orang yang diklaim sebagai anak buah Din Minimi telah tewas ditembak dalam operasi polisi.

Tapi Sutiyoso menyatakan dari pengakuan Din Minimi dan kelompoknya, mereka tak terlibat dalam penculikan dan pembunuhan kedua intel TNI tersebut.

Hingga Selasa malam, belum ada pernyataan resmi dari Polda Aceh terkait turunnya Din Minimi dan anak buahnya.

Sutiyoso yang diwawancara BeritaBenar melalui telepon memastikan Din Minimi dan anak buahnya aman di rumah masing-masing. Dia mengaku personilnya di Aceh akan memantau keadaan kelompok Din Minimi yang telah menyerahkan diri tersebut.

Din Minimi juga mengharapkan pada Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan amnesti kepada dirinya, 120 anak buahnya yang telah menyerah serta 30 rekannya yang kini berada di penjara setelah ditangkap polisi.

“Sebelum terjun ke lapangan, tentu saja saya sudah lapor kepada presiden. Saya juga sudah koordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM, Komisi 3 DPR RI karena amnesti harus ada pertimbangan dewan. Saya juga sudah telepon Ketua Komnas HAM,” tutur Bang Yos

Presiden Jokowi dilaporkan telah setuju untuk memberikan amnesti kepada anggota kelompok Din Minimi, seperti dilansir di laman thejakartapost.com, Selasa.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.