Polisi Klaim Punya Bukti Kelompok NII Hendak Gulingkan Pemerintah

Mantan anggota NII meragukan klaim kepolisian dengan mengatakan bahwa anggota kelompok tersebut belum terlatih seperti JI dan JAD.
Arie Firdaus dan Dandy Koswaraputra
2022.04.18
Jakarta
Polisi Klaim Punya Bukti Kelompok NII Hendak Gulingkan Pemerintah Sarjono Kartosuwiryo (memegang mikrofon), anak dari Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo pendiri Negara Islam Indonesia (NII), berbicara kepada wartawan usai pembacaan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia di Jakarta, 13 Agustus 2019.
Arie Fridaus/BenarNews

Kepolisian pada Senin (18/4) mengeklaim telah memiliki bukti bahwa kelompok yang bernama Negara Islam Indonesia (NII) hendak menggulingkan pemerintah demi mewujudkan rencana mendirikan negara Islam.

"Barang bukti yang ditemukan menunjukkan NII berupaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun pemilu 2024," ujar Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Aswin Siregar.

NII yang disebut sejumlah pengamat sebagai hulu gerakan militan di Indonesia juga dikatakan telah menyusun sejumlah rencana, menyiapkan senjata, dan berlatih militer untuk merealisasikan tujuan itu, kata Aswin dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta.

Sementara itu seorang mantan anggota NII yang sekarang menjadi pengamat terorisme mengatakan bahwa kelompok yang pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sempat melakukan beberapa kali pemberontakan itu, kali ini tidak memiliki kemampuan untuk melakukan serangan besar apalagi sampai menumbangkan pemerintah.

Namun Aswin memiliki informasi berbeda. Rencana penggulingan pemerintah terungkap, ujarnya, setelah aparat menangkap 16 orang yang diduga anggota NII di dua kabupaten di Sumatra Barat, Maret lalu.

Dari penangkapan tersebut, polisi menemukan bukti dokumen berisi visi misi kelompok untuk mengganti ideologi Pancasila dan pemerintahan demokrasi Indonesia dengan sistem khilafah dan hukum Islam dengan memanfaatkan kekacauan di dalam negeri.

Para tersangka juga mengakui bahwa ada rencana teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata dan mencari pandai besi untuk memproduksi beragam senjata. Hanya saja Aswin tidak memerinci kapan teror bakal diluncurkan.

Saat dihubungi BenarNews terkait bukti lain yang menunjukkan NII hendak menggulingkan pemerintah, Aswin enggan menjabarkannya.

Dalam keterangan beberapa waktu lalu, kepolisian menyatakan bahwa basis NII berada di wilayah Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Bali.

Khusus di Sumatra Barat, Aswin menyebut anggota NII mencapai 1.125 orang, dengan 400 di antaranya anggota aktif. Sebanyak 833 orang berdomisili di Kabupaten Dharmasraya dan sisanya di Kabupaten Tanah Datar —dua kabupaten tempat penangkapan 16 terduga anggota NII.

Namun Aswin tidak menyebut jumlah total anggota NII di Indonesia dan hanya menambahkan bahwa proses rekrutmen dilaksanakan secara sistematis.

NII yang juga dikenal sebagai Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan gerakan bersenjata yang dipimpin oleh tokoh Muslim Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo – kawan dekat presiden pertama Indonesia, Soekarno – yang bertujuan mendirikan negara Islam Indonesia.  

Pada 1962, Mahkamah Militer Angkatan Darat menjatuhkan hukuman mati kepada Kartosuwiryo setelah NII menyatakan perang terhadap pemerintah Indonesia dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno setahun sebelumnya.

NII adalah cikal bakal kelompok Jemaah Islamiyah (JI), yang berada di balik serangkaian aksi pemboman tahun 2000-an. 

Pada 2019, anak dari Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo yang melakukan sumpah setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun itu, mengatakan ada sekitar 2 juta anggota dan simpatisan NII di Indonesia.

“Satu langkah menuju kekerasan”

Pengamat terorisme Noor Huda Ismail mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan NII selama ini adalah “satu langkah” menuju kekerasan.

“Beberapa faksi NII malah jauh lebih keras dari JI seperti faksi Serang, Jawa Barat,” kata Noor Huda kepada BenarNews.

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, dalam diskusi daring pekan lalu mengungkapkan NII hendak meniru Taliban yang sukses mengambil alih kekuasaan di Afghanistan tahun lalu.

Untuk merealisasikannya, kata Islah, NII pun disebutnya tidak ragu menjalin hubungan dengan JI dan Jemaah Ansharut Daulah (JAD), yang terafiliasi dengan ISIS.

"Saat ini, NII itu unik karena tidak terpaku pada ideologi tertentu... Yang penting, jika punya keinginan sama, ingin menjadikan Indonesia negara Islam, mereka akan mengakomodir. Mereka berusaha melebur dengan organisasi lain," ujar Islah.

"Indikasi kudeta itu sudah ada, mereka mau menunggangi gerakan politik yang ada dan mengubahnya menjadi gerakan revolusi."

Rekrut anak-anak

Islah juga sepakat dengan kepolisian yang menyatakan bahwa NII saat ini aktif merekrut anak dan remaja untuk meluaskan pengaruh organisasi.

"Temuan kami menunjukkan setengah rekrutan mereka adalah kalangan remaja, banyak di bawah 15 tahun," ujarnya.

Mantan pimpinan JI Asia Tenggara, Nasir Abbas, mengatakan perekrutan terhadap anak telah lama dilakukan NII, terutama melalui pondok-pondok pesantren.

Sepanjang pendidikan di pondok, Nasir mengatakan, mereka ditanamkan paham antipemerintah dan pengagungan kekhalifahan Islam.

“Lewat para alumni madrasah itu yang sudah menjadi anggota NII, mereka kembali ke sekolah membina anak-anak pada kegiatan rohis (rohani Islam),” kata Nasir, seraya mendesak pemerintah untuk secara ketat menyaring staf pengajar dan mengajarkan wawasan kebangsaan.

Rekrutmen terhadap anak di bawah umur dan remaja sempat terungkap di Kabupaten Garut di Jawa Barat pada Oktober 2021, sebanyak 59 orang.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki program untuk menggandeng 48 kementerian dan lembaga yang bergerak dalam pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat. 

“Kita menghadirkan negara. Kalau tidak, masyarakat akan kecewa, dan itu bisa jadikan pelarian, aksi bunuh diri, perlawanan, kejahatan yang mengatasnamakan agama,” kata Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris kepada BenarNews

Berkebalikan dengan beragam analisa, pengamat terorisme yang juga mantan anggota NII Al Chaidar menilai klaim kepolisian bahwa NII bakal melancarkan kudeta sebagai berlebihan.

"NII tidak punya kemampuan seperti itu. Mereka belum canggih. Tidak seperti JI atau JAD," ujar Chaidar kepada BenarNews.

Ia pun ragu dengan anggapan yang mengatakan bahwa NII merekrut anak di bawah umur serta hendak memanfaatkan momentum kemenangan Taliban di Afghanistan dan mereplikasinya di Indonesia.

"Itu (rekrut anak di bawah umur) juga bukan kebiasaan NII. Itu kebiasaan JAD.”

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.