Separatis Papua bunuh 2 orang, TNI-Polri bantah korban adalah aparat

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengklaim yang mereka bunuh adalah anggota polisi dan intel Indonesia.
Dandy Koswaraputra
2023.08.29
Jakarta
Separatis Papua bunuh 2 orang, TNI-Polri bantah korban adalah aparat Para pengunjuk rasa membawa poster berdemonstrasi di luar gedung PBB di Jakarta, 19 Desember 2022.
Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters

Separatis bersenjata Papua telah membunuh dua warga sipil dan melukai lima lainnya dalam serangan di kamp penambangan emas di Kampung Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, kata polisi pada Selasa (29/8).

Sebelumnya, sayap bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yaitu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim telah membunuh satu anggota Polri dan satu anggota inteligen Indonesia serta melukai sembilan pendulang emas di daerah tersebut pada Minggu.

“Pasukan TPNPB juga telah membunuh seorang perempuan bernama Micella Kurisi Doga yang diduga sebagai anggota intel, kata Sebby Sambom, juru bicara kelompok separatis Papua, kepada BenarNews, Selasa.

Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah klaim tersebut, seraya menegaskan bahwa yang dibunuh oleh kelompok bersenjata Papua tersebut adalah warga sipil.

Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo membantah klaim TPNPB bahwa korban yang tewas dalam serangan hari Minggu di kamp penambangan emas tersebut adalah polisi.

“Dapat kami pastikan bahwa dari tujuh korban serangan, dua yang tewas adalah masyarakat sipil dan bukan anggota kepolisian sepertinya yang disebutkan. Hal ini telah kami lakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap para pelaku kejadian tersebut,” kata Benny dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menegaskan info yang disebarkan juru bicara TPNPB merupakan kabar bohong sebagai kamuflase atas kondisi kelompok separatis tersebut yang semakin terjepit.

“Mereka kesulitan dukungan logistik maka mereka sebarkan hoaks untuk tunjukkan eksistensinya,” kata Julius kepada BenarNews, menambahkan bahwa TNI dalam posisi solid. 

“Posisi TNI sudah tersusun makin rapat dan hubungan dengan masyarakat makin baik. Masyarakat semakin tahu kekejaman KSTP (Kelompok Separatis Teroris Papua),” kata dia.

Terkait korban, Benny mengatakan dua warga di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, tewas diserang orang tidak dikenal menyebabkan lima orang, yakni OB, JM, JFB, AL dan R dievakuasi ke Kabupaten Boven Digoel karena mengalami luka-luka.

“Pada pernyataan Sebby Sambom yang banyak beredar di media sosial maupun media online, (Polri) menyampaikan bahwa penyerangan tersebut dipastikan adalah ulah dari pasukan TPNPB-OPM pimpinan almarhum Bocor Sobolim,” terang Benny.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo memberikan keterangan pers atas kasus penyerangan terhadap dua warga di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, oleh orang tak dikenal hingga tewas dan melukai lima orang lainnya di Mapolda Papua, Jayapura, 28 Agustus, 2023.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo memberikan keterangan pers atas kasus penyerangan terhadap dua warga di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, oleh orang tak dikenal hingga tewas dan melukai lima orang lainnya di Mapolda Papua, Jayapura, 28 Agustus, 2023.

Sambom sendiri sebelumnya telah mengakui bahwa rangkaian pembunuhan tersebut dilakukan oleh pasukan TPNPB.

“Serangan ini telah dilakukan oleh pasukan TPNPB wilayah Korowai atau pasukannya almarhum Bocor Sobolim, dan secara komando Kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Panglima Bridjen Ekius Kobak dan pasukannya bertanggung jawab, dan secara nasional Panglima Tertinggi Jenderal Goliat Naaman Tabuni," kata Sambom. 

Provinsi Papua Pegunungan, seperti juga provinsi –provinsi lainnya di Papua, kerap diwarnai konflik antara aparat keamanan Indonesia dan kelompok separatis bersenjata yang ingin melepaskan diri dari Indonesia.

Kelompok hak asasi manusia menyebut TNI/Polri dan juga separatis bersenjata bertanggung jawab atas terus jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil akibat dari konflik di wilayah paling timur Indonesia itu.

Sebuah lembaga hak asasi Human Rights Monitor yang berbasis di Jerman pada pertengahan bulan ini meluncurkan laporan berjudul Destroy them first... discuss human rights later menyoroti kekerasan pasukan tentara dan polisi di daerah terpencil Kiwirok di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Lembaga tersebut melaporkan sebanyak 19 aparat keamanan Indonesia juga tewas dalam pertempuran dengan kelompok TPNPB sepanjang 2022 di Papua. Sementara itu, delapan orang milisi TPNPB tewas dalam periode yang sama.

Laporan itu juga menyebutkan jumlah warga sipil di Papua yang tewas meningkat dari tahun 2021 sebanyak 28 orang menjadi 43 pada 2022 akibat pertempuran antara pasukan keamanan Indonesia dan TPNPB.

Pada 2019, lebih dari 40 orang tewas dalam kerusuhan di Papua setelah polisi menggerebek asrama pelajar Papua di Surabaya dan menangkap puluhan orang di tempat itu dengan tuduhan melecehkan bendera merah putih.

Dalam video yang tersebar terkait kejadian itu, aparat terlihat menggunakan kekuatan yang berlebihan dan meneriakkan istilah rasis kepada mahasiswa di asrama.

Konflik antara TNI/Polri dan kelompok separatis bersenjata terus mewarnai Papua sejak pasukan Indonesia mengambil alih Papua dari kekuasaan kolonial Belanda pada tahun 1963.

Pada tahun 1969, di bawah pengawasan PBB, Indonesia mengadakan referendum Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua, yang hanya diwakili oleh sekitar 1.000 orang. Hasil dari Pepera itu menjadikan Papua bagian dari Republik Indonesia hingga saat ini.

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.